Sentimen
Negatif (99%)
10 Mar 2023 : 08.25
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow

Tokoh Terkait

Perang Makin Panas, Rusia Kerahkan Rudal Hipersonik Bombardir Ukraina Tewaskan 9 Orang

10 Mar 2023 : 08.25 Views 3

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

Perang Makin Panas, Rusia Kerahkan Rudal Hipersonik Bombardir Ukraina Tewaskan 9 Orang

UKRAINA - Setidaknya sembilan orang meninggal dalam gelombang serangan baru di seluruh Ukraina di mana Rusia menggunakan senjata ampuh, termasuk rudal hipersonik yang langka.

Rusia dilaporkan tidak menembakkan rudal hipersonik Kinzhal - yang dapat menghindari pertahanan udara - sejak bulan-bulan awal konflik.

Rentetan serangan terbaru ini adalah yang paling parah melanda Ukraina selama berminggu-minggu.

Serangan ini telah emutus aliran listrik ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia - yang terbesar di Eropa - meskipun kemudian berhasil dipulihkan.

"Senjata berbasis udara, laut dan darat jarak jauh presisi tinggi, termasuk sistem rudal hipersonik Kinzhal, mengenai elemen kunci infrastruktur militer Ukraina,” terang juru bicara kementerian pertahanan Rusia Igor Konashenkov pada Kamis (9/3/2023), dikutip BBC.

Itu adalah hari terbesar serangan Rusia di Ukraina sejak akhir Januari lalu.

Militer Ukraina mengklaim telah berhasil menembak jatuh 34 rudal jelajah dan empat drone Shahed buatan Iran. Namun Ukraina gagal mencegat enam rudal balistik Kinzhal dan tidak mampu menghancurkan senjata yang lebih tua, seperti rudal anti-kapal Kh-22 dan rudal anti-pesawat S-300.

Follow Berita Okezone di Google News

"Ini adalah serangan besar dan untuk pertama kalinya dengan begitu banyak jenis rudal," terang juru bicara angkatan udara Ukraina, dikutip kantor berita Reuters.

"Itu tidak seperti sebelumnya,” lanjutnya.

Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyoroti investasi Rusia dalam rudal hipersonik balistik, yang dapat melakukan perjalanan lebih dari lima kali kecepatan suara.

Sementara iu, operator energi nuklir Energoatom mengatakan serangan di PLTN Zaporizhzhia telah memutus hubungan antara fasilitas tersebut dan sistem tenaga Ukraina.

Untuk keenam kalinya sejak diambil alih oleh Rusia setahun yang lalu, fasilitas tersebut dioperasikan dengan generator diesel hingga sambungan dipulihkan pada Kamis (9/3/2023) malam.

Listrik dibutuhkan untuk mendinginkan bahan radioaktif yang ada di pembangkit.

"Hilangnya semua daya eksternal hari ini sekali lagi menunjukkan betapa rapuh dan berbahayanya situasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhya," kata Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Sebelumnya pada Kamis (9/3/2023) dia menyerukan komitmen internasional untuk melindungi pabrik tersebut, menyusul serangkaian serangan sejak invasi dimulai.

"Setiap kali kita melempar dadu. Dan jika kita membiarkan ini terus berlanjut dari waktu ke waktu maka suatu hari keberuntungan kita akan habis," lanjutnya.

Di ibu kota Kyiv, layanan darurat mendatangi lokasi ledakan di distrik barat dan selatan.

Sebuah rudal juga menghantam fasilitas energi di kota pelabuhan Odesa, yang memicu pemadaman listrik, kata gubernurnya Maksym Marchenko. Daerah pemukiman juga terkena tapi tidak ada korban yang dilaporkan.

Di tempat lain, militer Ukraina mengatakan telah memukul mundur serangan intens Rusia di kota timur Bakhmut yang diperangi meskipun pasukan Rusia mengklaim telah menguasai bagian timurnya.

Moskow telah mencoba merebut Bakhmut selama berbulan-bulan, karena kedua belah pihak menderita kerugian besar dalam perang gesekan yang sengit.

"Musuh melanjutkan serangannya dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti menyerbu kota Bakhmut," kata staf umum angkatan bersenjata Ukraina.

"Pembela kami menangkis serangan terhadap Bakhmut dan masyarakat sekitar,” lanjutnya.

Antara 20.000 dan 30.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka dalam pertempuran di kota Bakhmut, Ukraina, sejak dimulai musim panas lalu, kata para pejabat Barat. Angka-angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Sentimen: negatif (99.6%)