Bongkar Bobroknya Geng Rafael di Kemenkeu, Mantan Dirjen Pajak: Mereka Lebih Terorganisir dan Sulit Ditembus!
Ayobandung.com Jenis Media: Nasional
AYOBANDUNG.COM - Kasus yang menimpa eks pejabat Direktorat Jenderal Perpajakan (DJP) Rafael Alun Trisambodo seperti membuka Kotak Pandora di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Belum tuntas dengan pengusutan harta kekayaannya dan aliran dana tak wajar yang menembus Rp500 Miliar, kini ditambah dengan pernyataan dari Menkopolhukam Mahfud MD yang menyebut ada pergerakan uang fantastis di Kemenkeu mencapai Rp300 triliun.
KPK yang mengendus adanya kelompok atau geng elit pejabat pajak dibenarkan oleh mantan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Bawazier.
Baca Juga: Akhirnya Rafael Alun Trisambodo Resmi Dipecat sebagai ASN, Proses Administrasi Masih Proses?
Menurut Fuad, sebenarnya di Dirjen Pajak sendiri masih lebih banyak pegawai yang memiliki mental baik dibanding yang rusak, namun yang bermental rusak itu justru lebih terorganisir dan sulit ditembus.
"Saya percaya bahwa di Dirjen Pajak itu lebih banyak pegawai yang masih bermental baik daripada yang rusak ya," ungkap mantan Dirjen Pajak era 1993-1998 tersebut.
"Tapi masalahnya yang jelek-jelek ini lebih terorganisir dan lebih mampu mengadakan atau melakukan lobi-lobi ya mungkin keatasan sehingga mereka itu menjadi grup elit yang tidak mudah ditembus," ucap Fuad dikutip AyoBandung melalui YouTube MetroTV pada Rabu (8/3/2023).
Fuad menilai geng elit tersebut sulit diusut karena pergerakan lobi-lobinya sudah sangat bagus.
Baca Juga: Rafael Alun Trisambodo Dipecat, Kemenkeu: Gaya Hidupnya Tak Sesuai Asas Sebagai ASN
Ditambah mereka menyatukan diri menjadi sebuah kelompok, seperti mendirikan sebuah geng motor dilingkungan Kemenkeu.
Lalu, seperti halnya Menkopolhukam, Fuad juga menduga ada tindak pencucian uang bernilai fantastis Rp300 triliun yang sebagian besar dilakukan oleh kelompok elit di Ditjen Pajak dan Bea Cukai Kemenkeu.
"Kemungkinan ada tindak pidana (pencucian uang) tersebut memang besar sekali ya, kalau dari kelompok-kelompok elit ini," ujarnya.
Dirinya menduga adanya transaksi pencucian uang menjadi masuk akal karena sesuai dengan jumlah penerimaan uang yang masuk ke institusi Kemenkeu.
Baca Juga: Gara-Gara Mario Dandy, Kemenkeu Resmi Pecat Rafael Alun Trisambodo dan Tak Dapat Uang Pensiunan!
Fuad menegaskan sebenarnya kasus seperti itu sudah lama dilaporkan, namun karena terus menerus dibiarkan akhirnya berkembang seperti sekarang ini.
"Mestinya dibuka dan disampaikan kepada masyarakat, sehingga tidak menumpuk sampai besar sekali masalahnya," kata Fuad.
Selain itu, Fuad juga menyayangkan sikap Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenkeu yang mendiamkan laporan PPATK sejak tahun 2012 soal perkara Rafael Alun Trisambodo.
Menurutnya hal tersebut tak masuk akal karena membiarkan suatu laporan yang mencurigakan hingga bertahun-tahun.
Baca Juga: Janji KPK untuk Membongkar Geng Rafael Alun Trisambodo yang Masuk Daftar Merah
"2019 sudah masuk laporan-laporan seperti itu kok, dan nggak pernah diumumin dan tidak pernah melakukan tindakan, bagi saya nggak masuk akal," tegasnya.
"Berbulan-bulan saja sudah menjadi masalah bagi saya, apalagi bertahun-tahun. Kan ada PPATK, KPK dan segala macam sama-sama dong dikerjain," imbuhnya.***
Sentimen: positif (96.9%)