Sentimen
Positif (80%)
9 Mar 2023 : 17.43
Informasi Tambahan

Event: Pemilu 2019, vaksinasi, Asian Games

Kab/Kota: Tiongkok, Cilangkap, Petamburan, Wuhan, Slipi, Lombok, Palu

Kasus: covid-19, kebakaran

Hadi Tjahjanto, Tanpa Agenda Pribadi, Kopi Pahit, dan Udang Selingkuh

9 Mar 2023 : 17.43 Views 11

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Hadi Tjahjanto, Tanpa Agenda Pribadi, Kopi Pahit, dan Udang Selingkuh

Jakarta -

Rabu, 22 Mei 2019 dini hari, kericuhan meletus di sejumlah titik ibukota Jakarta. Massa yang semula berunjuk rasa di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyerang asrama Brimob di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat. Sebanyak 14 kendaraan milik polisi dan kendaraan umum dibakar di kawasan Petamburan-Slipi.

Agar kerusuhan dan kebakaran tidak meluas, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mencetuskan ide unik. Dia menginstruksikan untuk menyiram lokasi dengan air melalui udara.

"Itu kreasi Pak Hadi karena pengalamannya sebagai penerbang Basarnas. Penyiraman dilakukan dengan helikopter," kata Asisten Operasi Letjen TNI Ganip Warsito dalam buku "Merangkul Arus Perubahan". Teknik menggantung air sebanyak empat ton, ia melanjutkan, tentu tidak mudah. "Tapi cara itu terbukti efektif."

-

-

Mengatasi situasi keamanan pasca Pemilu 2019 cuma salah satu fragmen yang dihadapi Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI. Sejak dilantik Presiden Joko Widodo pada 8 Desember 2017, sederet peristiwa penting yang menuntut ketegasan, kecepatan, kecermatan, sekaligus keluwesan dalam bertindak dihadapi Hadi dengan baik.

Dia memimpin tiga matra TNI melakukan tugas operasi selain perang (TOSP) seperti penanganan bencana tsunami di Lombok, Palu, dan Selat Sunda, kebakaran hutan, hingga wabah campak di Papua yang terjadi berturut-turut sepanjang 2018. Belum lagi harus membantu Polri melakukan pengamanan dalam even akbar olah raga se Asia atau Asian Games. Memasuki kuartal pertama 2020, dia juga harus ikut berjibaku mengevakuasi WNI dari Wuhan, Tiongkok wabah corona.

Masih terkait pandemi Covid-19, TNI juga ikut terlibat dalam menegakkan protokol kesehatan. Padahal semula ada pihak-pihak yang meragukan dan mempertanyakan kemampuannya. Jangankan menjabat Panglima TNI, menjadi Kepala Staf TNI AU dengan pangkat Marsekal saja ada yang menilainya ketinggian. Mungkin karena lulusan Akabri 1986 itu cuma penerbang pesawat angkut ringan sehingga dipandang sebelah mata.

Tapi waktu membuktikan, selama empat tahun memimpin TNI Hadi Tjahjanto menunjukkan kelasnya sebagai Marsekal. Dia mampu mengatasi semua persoalan keamanan yang datang bertubi-tubi dengan baik. Salah satu strateginya adalah membangun sinergi dengan Polri.

"Saya melihat kemampuan emosional beliau di atas rata-rata sehingga saya pribadi sebagai Kapolri merasa nyaman," kata Jenderal Tito Karnavian, mantan Kapolri yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri.

Sebagai senior, Menko Polhukam Jenderal Wiranto pun memberi apresiasi tersendiri terhadap kepemimpinan Hadi Tjahjanto. Sebagai Panglima TNI Hadi disebut sangat berorientasi ke misi tanpa agenda pribadi, dan memiliki ketelitian dalam perencanaan maupun pemikiran yang terukur.

"Mungkin karena jiwanya adalah penerbang. Dia pribadi lahir dan besar di matra Angkatan Udara," kata Wiranto yang juga pernah menjadi Menhankam/Pangab di awal reformasi.
Lain lagi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Dia mengaku usai dilantik menjadi menteri pada 23 Desember 2020, salah satu sosok yang pertama didekatinya adalah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Ia menyadari Kementerian Kesehatan tak punya jejaring hirarki birokrasi hingga ke daerah-daerah untuk memastikan vaksinasi Covid-19 berjalan lancar.

"Yang pertama saya ajak miting dan makan adalah Pak Hadi. Saya melihat dia punya emotional intelligence sangat tinggi," ujarnya.

Dalam perjalanannya Budi mengaku kerap bersama Hadi, juga Menko Luhut B. Panjaitan berkeliling untuk memonitor program vaksinasi di seluruh Indonesia. "Kami seperti Three Musketeers," selorohnya.

Lambat laun Budi menyimpulkan bahwa Hadi adalah orang yang sangat hangat, santun, loyal, dan lucu. Selain itu, Hadi juga diketahuinya pecinta kuliner sejati. Pada setiap daerah yang dikunjungi, Hadi akan menunjuk warung pinggir jalan yang punya hidangan enak untuk disantap.

"Beliau makan mulai dari kelas restoran hingga warung pinggiran. Pak Hadi itu sampai tahu di mana kalau mau makan udang selingkuh ha-ha-ha," ujar Budi.

Saat menerima detikcom di ruang kerjanya pada 4 November 2021, Hadi mengaku hobi minum kopi. Di mana saja, kapan saja, dan jenis kopi apa saja: arabika, robusta, kopi Jawa, Aceh, Toraja hingga Papua. Sebab dia percaya kopi berkhasiat bagi kesehatan.

Hal terpenting, kopi hanya diseduh dengan air panas alias tanpa gula atau tambahan apapun. "Karena kalau sudah dicampur-campur namanya bukan ngopi namanya," imbuh Hadi sambil tertawa.

*

Buku Merangkul Arus Perubahan yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama ini lebih sebagai laporan pertanggung jawaban Hadi selama menjadi Panglima TNI. Maklum, meskipun tak alergi terhadap pers dia sengaja tak pernah mau meladeni wawancara eksklusif.

Ketika detikcom menyambangi ruang kerjanya di Cilangkap pada 4 November 2021 dia terperanjat melihat kru bersiap menata kamera dan lampu. Dia meminta stafnya agar kami mengemas kembali semua perlengkapan.

"Kita ngobrol santai saja biar lepas. Kalau ada kamera malah gak bisa ngomong," selorohnya. Selama hampir dua jam kami benar-benar cuma ngobrol ngalor-ngidul tanpa boleh direkam. Telepon selular ditinggal di meja pintu masuk.

Foto: Buku Merangkul Arus Perubahan (Dok. Sudrajat/detikcom)

Tentang sosok pribadi Hadi Tjahjanto telah dipaparkan dalam buku pertama, "Anak Sersan Menjadi Panglima" yang terbit pada Februari 2018. Baik 'Anak Sersan' maupun 'Merangkul Arus Perubahan' ditulis oleh Eddy Suprapto, wartawan senior yang juga sahabat Hadi semasa SMA di Lawang, Jawa Timur.

Selain terasa lebih 'kering', sedikitnya ada empat foto di buku Merangkul Arus Perubahan yang terpotong di bagian kepala. Hal ini bukan cuma mengurangi nilai estetis, juga nilai etika. Sebab yang terpangkas antara lain adalah bagian kepala Presiden Jokowi seperti di halaman 190.

(jat/rdp)

Sentimen: positif (80%)