Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BRI
Club Olahraga: Sampdoria
Hewan: Gajah
Kab/Kota: Ragunan
Tokoh Terkait
Mengenang Kiprah Mantan Ketum PSSI Azwar Anas, Sukses Dirikan Liga Profesional
Krjogja.com Jenis Media: News
Azwar Anas (Foto: Istimwa)
Krjogja.com - JAKARTA - Mantan Ketua Umum PSSI, Azwar Anas, mengembuskan napas terakhir pada Minggu (5/3/2023) siang WIB di usia 89 tahun. Azwar Anas meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Gatot Soebroto pada pukul 11.42 WIB.
“Turut berduka cita atas berpulangnya Bapak Ir. H. Azwar Anas, Mantan Ketua Umum PSSI. Semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” bunyi pernyataan resmi PSSI. Azwar Anas merupakan Ketua Umum PSSI periode 1991-1998.
Bagi masyarakat yang telah lama mencintai sepakbola Indonesia, Azwar Anas berkiprah banyak dalam membangun sepakbola Indonesia selama memimpin. Ia juga dikenal sebagai Ketua Umum PSSI yang visioner. Ketika itu, Azwar Anas memiliki mimpi agar pada suatu saat nanti Timnas Indonesia bisa tampil di Piala Dunia.
Jalan singkatnya, seperti dikutip bola.com, Azwar Anas mengirim pemain muda Indonesia untuk berlatih dan berkompetisi di Italia. Kala itu, PSSI bekerja sama dengan klub Italia, Sampdoria.
Maka dbentuklah tim PSSI Primavera yang mayoritas pemainnya berasal dari Diklat Ragunan Jakarta. PSSI ketika itu mendapatkan dukungan dana dari pengusaha Indonesia, Nirwan Bakrie.
Sejumlah nama legenda Indonesia lahir dari PSSI Primavera. Sebut saja Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Yeyen Tumena, hingga Kurnia Sandi.
Tak berhenti di PSSI Primavera, akhirnya program ini berlanjut ke PSSI Baretti. Kedua program itu menjadi pencetus ide Azwar Anas untuk menggabungkan kompetisi sepak bola Indonesia.
Azwar Anas bisa dikatakan punya peran yang sangat penting pada sepak bola Indonesia. Ketika itu, mantan Gubernur Sumatra Barat tersebut melakukan terobosan untuk mengubah sistem kompetisi sepak bola Tanah Air.
Azwar Anas menggabungkan kompetisi Galatama dan Perserikatan pada 1995. Penggabungan itu membuat lahirlah kompetisi sepak bola yang lebih profesional yakni Liga Indonesia.
Kompetisi tersebut menjadi fondasi untuk BRI Liga 1 yang saat ini ada di Indonesia. Tak berlebihan memang menyebut Azwar Anas melakukan terobosan yang penting dalam perkembangan kompetisin sepak bola Tanah Air.
Di balik program mentereng yang dilakukan Azwar Anas, kepemimpinannya di PSSI juga tak berjalan mulus. Pada 1998, PSSI dilanda skandal mafia terkait permainan kotor di pentas kompetisi Liga Indonesia yang melibatkan wasit.
Azwar Anas ketika itu langsung membentuk Tim Pencari Fakta untuk mengusut kasus tersebut. Hasilnya adalah, Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI, Jafar Umar, dijatuhkan sanksi hukuman seumur hidup tak boleh terlibat di sepak bola nasional karena terbukti terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan dengan melibatkan korps pengadil di lapangan.
Sebanyak 40 wasit Tanah Air juga masuk gerbong terdakwa dalam kasus match fixing. Beberapa di antaranya adalah sosok yang masuk golongan wasit top pada saat itu seperti Khairul Agil, R. Pracoyo, dan Halik Jiro.
Sepak Bola Gajah
Mursyid Effendi
Gol bunuh diri yang dicetak bek Timnas Indonesia, Mursyid Effendi, di Piala Tiger 1998. (Youtube)
Setelah skandal Mafia Wasit, Azwar Anas kemudian dihadapkan pada kenyataan pahit sepak bola gajah yang menimpa Timnas Indonesia. Ketika itu, skandal memalukan itu terjadi pada Piala Tiger 1998 yang dilakukan bek Indonesia, Mursyid Effendi.
Dalam laga melawan Thailand, Mursyid Effendi sengaja melakukan gol bunuh diri agar Timnas Indonesia tak menghadapi Vietnam pada laga semifinal Piala Tiger 1998. Walhasil, Timnas Indonesia saat itu menelan kekalahan 2-3 dari Thailand.
Atas perbuatannya itu, Mursyid mendapat hukuman larangan tampil di pentas Internasional seumur hidup. Indonesia juga diberi hukuman denda sebesar USD 40 ribu oleh FIFA.
Buntut dari kejadian itu, Azwar Anas jadi bulan-bulanan di Tanah Air karena dianggap kurang tegas memimpin PSSI, Dengan jiwa besar Ketua Umum PSSI yang kala itu menjabat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tersebut akhirnya memilih mengundurkan diri.(*)
Sentimen: negatif (97%)