Sentimen
Positif (66%)
7 Mar 2023 : 23.23

Marak Kasus Obesitas, Kemenkes Usulkan Cukai untuk Produk Gula, Garam, dan Lemak

7 Mar 2023 : 23.23 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Marak Kasus Obesitas, Kemenkes Usulkan Cukai untuk Produk Gula, Garam, dan Lemak

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia telah memiliki banyak kasus obesitas dalam beberapa waktu terakhir terutama yang menyasar anak-anak berusia 5-12 tahun. Menyusul hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan usulan terkait cukai produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak (GGL).

Kemenkes menyebut berupaya menurunkan kasus obesitas di Indonesia lewat usulan cukai produk GGL tersebut. Menurut lembaga itu, cukai membuat produk GGL akan beredar lebih terbatas di kalangan masyarakat.

Adapun cukai produk GGL yang diusulkan Kemenkes sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Setelahnya, usulan itu ditindaklanjuti dengan aturan turunan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 yang mengatur kandungan gula, garam, dan lemak pada produk makanan olahan dan siap saji.

Kemenkes menyampaikan usulan itu dalam rangka peringatan Hari Obesitas Sedunia yang digelar di Jakarta pada Senin, 6 Maret 2023.

Baca Juga: Kata Pakar Soal Kasus Obesitas pada Anak: Ada Ketidakseimbangan Asupan Energi

"Lebih bagus usulan kami (utarakan) ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar produk GGL masuk ke dalam cukai. Itu sangat efektif," ujar Maxi Rein Rondonuwu selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, sebanyak 61,27 persen penduduk berusia 3 tahun ke atas di Indonesia telah rutin mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari. Kemudian sebanyak 30,22 persen penduduk dalam usia yang sama mengonsumsi minuman manis 1-6 kali per minggu. Sedangkan sisanya, sekira 8,51 persen penduduk mengonsumsi minuman manis kurang dari 3 kali per bulan.

Dengan laporan itu, kasus obesitas di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam waktu lebih dari satu dekade (2007-2018) yakni 21,8 persen.

Bagi Kemenkes, peningkatan kasus obesitas adalah pertanda bahaya kesehatan serius yang harus difokuskan pencegahannya. Apalagi, risiko finansial terhadap konsekuensi medis akibat obesitas akan mempengaruhi perkembangan suatu negara.

Baca Juga: Penjelasan Dokter Soal Gizi Seimbang yang Perlu Diterapkan Demi Cegah Obesitas Anak

Sejumlah penyakit tidak menular akan muncul dalam diri orang yang menderita obesitas hingga menjadi penyumbang penyebab kematian tertinggi.

"Obesitas menjadi faktor risiko terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, kanker, hipertensi, penyakit metabolik, dan nonmetabolik," ujarnya menerangkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah sepakat mendefinisikan obesitas sebagai akumulasi lemak berlebihan yang dapat memunculkan gangguan kesehatan bagi penderitanya. Di Asia, obesitas berlaku bagi seseorang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas angka 25.

Terkait gula, garam, dan lemak, saat ini Kemenkes juga berupaya melakukan penguatan pengawasan dengan bantuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: Tak Hanya Gaya Hidup, Kelainan Genetik Juga Jadi Faktor Penyebab Obesitas Anak

"Pengawasan ada di BPOM terkait standar gula, garam, dan lemak, yang perlu dipatuhi masyarakat," ujarnya menegaskan.

Berkaitan dengan kasus obesitas,  Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, dr. Cut Putri Arianie M.H.Kes telah membeberkan upaya pengembangan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) dalam kalangan masyarakat.

Nantinya, Posbindu akan memiliki misi memberi edukasi tentang kebiasaan hidup sehat yaitu "CERDIK".

Diketahui, CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik olahraga, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

"Kami juga mempromosikan 'Gerakan Masyarakat Hidup Sehat' (GermS). Dengan tindakan ini, kami berharap angka obesitas dapat diturunkan," ujar dr. Cut Putri dalam kesempatan yang sama.***

Sentimen: positif (66.7%)