Sentimen
Tokoh Terkait
Hari Peduli Sampah, KLHK Dorong Publik Olah Sampah Organik Jadi Kompos
Tribunnews.com Jenis Media: Nasional
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong masyarakat untuk mengelola sampah organik menjadi kompos.
Hal itu disampaikan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati, dalam acara ‘Compost Day’ yang digelar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/2/2023).
Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengajak jajaran dinas lingkungan hidup dan masyarakat untuk ikut melakukan pengelolaan sampah organik.
“Gerakan nasional ini dilaksanakan secara daring dan luring. Kami mengajak seluruh Dinas Lingkungan Hidup di 14 kabupaten/kota, para penggiat bank sampah di seluruh Indonesia, serta masyarakat luas,” kata Vivien.
“Saya berharap semoga gerakan ini kemudian bisa memberikan resonansi yang luas terhadap gerakan OASE di seluruh Indonesia,” sambung Vivien.
Baca juga: Menteri LHK Sebut Sampah Organik Jadi Kontributor Terbesar Emisi Gas Rumah Kaca
Hadir pula dalam acara tersebut Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar, Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata Marullah. Sementara, Ketua Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju, Tri Tito Karnavian, hadir secara daring.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan, sampah di Indonesia mencapai 68,7 Juta Ton per Tahun.
Siti Nurbaya Bakar menuturkan, 41,27 persen dari total sampah di Indonesia per tahun itu didominasi sampah organik sisa makanan.
Baca juga: Peringati Hari Peduli Sampah Nasional 2023, Blibli Beri Extra Reward Poin untuk Pelanggan
Adapun dari total sampah organik sisa makanan itu, terdapat sampah rumah tangga sebesar 38,20 persen.
"Berdasarkan data dari daerah yang dihimpun oleh KLHK tahun 2022. Timbunan sampah di Indonesia 68,7 Juta Ton per tahun," kata Siti Nurbaya Bakar, dalam acara Compost Day, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/2/2023).
"Komposisinya didominasi oleh sampah organik sisa makanan sebesar 41,27 persen. Kurang lebih 38,20 persen dia bersumber dari sampah rumah tangga," sambungnya.
Siti menjelaskan, hingga tahun 2022 sampah-sampah di Indonesia berakhir di landfill atau tempat pembuangan akhir (TPA).
"Ini secara bertahap kita akan kurangi karena baik jika kita kelola," ucapnya.
Terkait upaya pengurangan pembuangan sampah ke landfill itu, Siti menjelaskan, karena sampah organik sisa makanan menghasilkan gas metan atau CH4, yang memiliki kekuatan lebih besar dalam menangkap panas di atmosfer dibandingkan karbondioksida atau CO2.
Karena itu, Siti mengatakan, kondisi tersebut mempertegas pengelolaan sampah organik khususnya sampah sisa makanan merupakan hal penting.
"Pengelolaan sampah di landfill terutama jika dikelola secara open dumping dapat menimbulkan permasalahan lingkungan, kesehatan, dan memberi kontribusi besar dalam emisi gas rumah kaca yang memberi efek global terhadap perubahan iklim," jelasnya.
Sentimen: negatif (100%)