Sentimen
24 Feb 2023 : 09.06
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Lombok, Palu
Tokoh Terkait
BMKG: Gempa Turki Jadi Peringatan Bagi Indonesia
24 Feb 2023 : 09.06
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Gempa dahsyat yang meluluhlantahkan Turki dan Suriah dinilai menjadi peringatan dini bagi Indonesia dalam pemetaan atau mitigasi kebencanaan gempa bumi. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Indonesia memiliki potensi gempa dahsyat seperti di Turki.
"Gempa Turki memberikan warning bagi kita yang ada di Indonesia, yang juga merupakan wilayah rawan terhadap gempa yang dipicu sesar aktif. Gempa Turki mengingatkan kita bahwa memang perlu belajar memahami dan mengimplementasikan peningkatan pengetahuan secara berurutan untuk menghindari dampak bencana gempa bumi tersebut," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, saat membuka Analisis Pembelajaran Gempa Bumi Turki untuk Indonesia, Kamis, 23 Februari 2023.
Dwikorita mengatakan gempa Turki terjadi di kota-kota besar yang berdekatan dengan sesar aktif. Sedangkan di Indonesia, ada beberapa kota besar yang berdekatan dan dilewati jalur sesar aktif.
Di Indonesia, terdapat beberapa sesar aktif geser mendatar. Menurut dia, hal ini perlu kajian lebih lanjut mengenai zona-zona tersebut.
"Perlu kajian yang komprehensif mengenai zona sesar geser di Indonesia, sesar besar Sumatra, sesar Palu-Karo, sesar Matano, sesar Cimandiri, sesar Opak, sesar Gorontalo, sesar Tarera Aiduna, sesar Yapen, dan lainnya," kata dia.
Dwikorita menyampaikan gempa besar juga pernah terjadi di Indonesia dalam waktu berdekatan. "Fenomena ini (gempa Turki) berikan peringatan bagi Indonesia untuk menyadari ada potensi multisegmen yang sangat mungkin terjadi. Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok tahun 2018, yang diguncang oleh lima gempa kuat dalam waktu tiga minggu, dengan Magnitudo 6,4, 7,0, 6,2, dan 6,9," kata Dwikora.
Menurut dia, perlu ada penguatan sistem mitigasi gempa bumi di Indonesia. Seperti penguatan riset dan teknologi, penguatan sistem monitoring kegempaan, pemutakhiran, serta pengembangan peta bahaya gempa.
Selain itu, diperlukan penguatan kajian getaran tanah dan memperhatikan konstruksi bangunan tahan gempa dengan building code.
Dia pun mengimbau pemerintah, khususnya pemerintah daerah, mulai menerapkan aturan bangunan tahan gempa di kawasan-kawasan rawan dekat sesar aktif. "Yang melakukan penerapan adalah pemerintah daerah itu. Sarannya, nomor satu asesmen dulu bangunan yang ada saat ini, apakah sudah memenuhi standar building code yang baru," ujar dia. (Andre Septian Yusup)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
"Gempa Turki memberikan warning bagi kita yang ada di Indonesia, yang juga merupakan wilayah rawan terhadap gempa yang dipicu sesar aktif. Gempa Turki mengingatkan kita bahwa memang perlu belajar memahami dan mengimplementasikan peningkatan pengetahuan secara berurutan untuk menghindari dampak bencana gempa bumi tersebut," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, saat membuka Analisis Pembelajaran Gempa Bumi Turki untuk Indonesia, Kamis, 23 Februari 2023.
Dwikorita mengatakan gempa Turki terjadi di kota-kota besar yang berdekatan dengan sesar aktif. Sedangkan di Indonesia, ada beberapa kota besar yang berdekatan dan dilewati jalur sesar aktif.
-?
- - - -Di Indonesia, terdapat beberapa sesar aktif geser mendatar. Menurut dia, hal ini perlu kajian lebih lanjut mengenai zona-zona tersebut.
"Perlu kajian yang komprehensif mengenai zona sesar geser di Indonesia, sesar besar Sumatra, sesar Palu-Karo, sesar Matano, sesar Cimandiri, sesar Opak, sesar Gorontalo, sesar Tarera Aiduna, sesar Yapen, dan lainnya," kata dia.
Dwikorita menyampaikan gempa besar juga pernah terjadi di Indonesia dalam waktu berdekatan. "Fenomena ini (gempa Turki) berikan peringatan bagi Indonesia untuk menyadari ada potensi multisegmen yang sangat mungkin terjadi. Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok tahun 2018, yang diguncang oleh lima gempa kuat dalam waktu tiga minggu, dengan Magnitudo 6,4, 7,0, 6,2, dan 6,9," kata Dwikora.
Menurut dia, perlu ada penguatan sistem mitigasi gempa bumi di Indonesia. Seperti penguatan riset dan teknologi, penguatan sistem monitoring kegempaan, pemutakhiran, serta pengembangan peta bahaya gempa.
Selain itu, diperlukan penguatan kajian getaran tanah dan memperhatikan konstruksi bangunan tahan gempa dengan building code.
Dia pun mengimbau pemerintah, khususnya pemerintah daerah, mulai menerapkan aturan bangunan tahan gempa di kawasan-kawasan rawan dekat sesar aktif. "Yang melakukan penerapan adalah pemerintah daerah itu. Sarannya, nomor satu asesmen dulu bangunan yang ada saat ini, apakah sudah memenuhi standar building code yang baru," ujar dia. (Andre Septian Yusup)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(AZF)
Sentimen: positif (50%)