Sentimen
Negatif (79%)
23 Feb 2023 : 16.09
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kasus: stunting

Tokoh Terkait

Program 5Ng Berhasil Turunkan Angka Kematian Ibu Lebih dari 50%

23 Feb 2023 : 16.09 Views 21

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Program 5Ng Berhasil Turunkan Angka Kematian Ibu Lebih dari 50%

Balikpapan: Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berhasil menurunkan angka kematian ibu (AKI) lebih dari 50 persen. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng, pada 2021 kasus AKI berjumlah 1.011 kasus dan turun 526 kasus menjadi 485 di tahun 2022. 
 
Ganjar menjelaskan capaian ini tidak terlepas dari program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) yang digagas sejak 2016. Melalui program ini, Ganjar menyebut ibu hamil sangat diperhatikan untuk mencegah risiko yang ada. 
 
"Deteksi kita itu satu, sebelum ibu hamil. Kalau saat ini seluruh Ibu di Jawa Tengah dicek satu per satu, rutin berobat, rutin diperiksa, kalau ada kelainan diobati, mesti ada yang merawat, dan seterusnya," kata Ganjar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu, 22 Februari 2023.

-?

- - - -
Ganjar menjelaskan program 5Ng memungkinkan pemerintah untuk memantau ibu hamil dalam empat fase penting. Yakni fase sebelum hamil, lalu fase hamil, kemudian fase persalinan, hingga fase nifas. 
 
Di fase pertama, kata Ganjar, pemerintah melalui Pemprov, Pemkot, serta Pemkab akan memberikan sosialisasi dan pemahaman pada ibu tentang perencanaan serta kecukupan gizi sebelum masa kehamilan. 
 
Memasuki fase kedua, pemerintah akan mendeteksi, mencatat, dan melaporkan setiap kehamilan untuk memantau serta memfasilitasi pemeriksaan rutin ibu hamil agar ibu dan kandungannya selalu dalam kondisi sehat. 
Kemudian apabila sudah memulai fase ketiga, Ganjar menjelaskan ibu yang melahirkan akan didampingi, dipantau, dan dikawal sampai melahirkan dengan baik. Pada fase terakhir, kata Ganjar, pemerintah memberi asuhan keperawatan pascapersalinan. 
 
"Jateng Gayeng Ngiceng Wong Meteng. 'Apa itu Pak Ganjar?' Kita mesti perhatian pada ibu hamil. Suaminya antarkan periksa rutin. Kalau kandungannya bermasalah, maka periksanya harus makin rutin lagi, sehingga didampingi dokter atau bidan," jelas Ganjar. 
 
Selain menurunkan AKI, Ganjar menyebut program ini akhirnya berhasil menimbulkan efek domino yang membuat angka stunting turun drastis hingga 50 persen dalam waktu empat tahun terakhir. 
 
Berdasarkan perhitungan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), pada 2018, tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4 persen, setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3 persen.
 
Persentase kembali turun pada 2020 menjadi 14,5 persen, kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen. 
 
"Maka edukasi dilakukan. Sekarang kita percepat. Maka empat tahun ini hasilnya bagus, sekarang kita genjot dengan memberikan beras fortifikasi. Beras fortifikasi juga kita kerja sama dengan UGM, bekerja sama dengan Bank Jateng, bekerja sama dengan Pemkab/Pemkot untuk kita serbu," ungkap Ganjar. 
 
Ganjar mengapresiasi jajarannya yang telah bekerja sama untuk menjalankan program ini dengan baik. Saat ini, kata Ganjar, pihaknya masih berupaya menekan angka AKI dan stunting dengan melakukan koordinasi secara intens bersama pihak terkait. 
 
"Itu program yang sekarang ada, maka para kepala desa kita minta untuk datang, camat kira minta untuk menjadi supervisor, dan bupati yang mengkoordinasi dan melapor ke kita. Itu yang sudah kita kerjakan," kata Ganjar.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

(LDS)

Sentimen: negatif (79%)