Sentimen
Negatif (84%)
20 Feb 2023 : 06.22

Perludem: Wajar Publik Khawatir Soal Penundaan Pemilu

20 Feb 2023 : 06.22 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Perludem: Wajar Publik Khawatir Soal Penundaan Pemilu

PIKIRAN RAKYAT - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai wajar apabila penundaan Pemilu 2024 kerap dikhawatirkan oleh masyarakat. Titi mengatakan, adanya spekulasi dari masyarakat terkait hal tersebut berangkat dari narasi yang dibangun sejumlah elite politik.

"(Masyarakat bertanya) pemilu jadi atau tidak, dan itu tidak salah karena narasi itu berangkat dari sejumlah elite. Jadi, bagi saya (jika) masyarakat mempertanyakan, wajar," ujar Titi dalam acara diskusi bertajuk "Setahun Jelang Pemilu, Mata Rakyat Tertuju ke KPU dan Bawaslu" yang diikuti Pikiran-rakyat.com secara vitrual, Minggu, 19 Februari 2024.

Mestinya, kata Titi, para elite politik dapat meyakinkan masyarakat bahwa proses penyelenggaraan Pemilu ditetapkan setiap 5 tahun. Titi khawatir pernyataan para elite politik justru ditangkap sebagai memudarnya komitmen elite di tengah masyarakat.

Baca Juga: Aktivis 98 Tetapkan 8 Kriteria Capres-Cawapres 2024, Salah Satunya Bisa Lanjutkan Program Jokowi

"Jadi itu sangat disayangkan, masyarakat ini makin sadar pada komitmen dan justru elitenya menunjukkan komitmen yang memudar," tuturnya.

"Dan itu terbuka, lho, yang ngomong bukan main-main, Ketua Partai, elite lembaga resmi negara, lembaga tinggi negara, dan seterusnya," ujarnya lagi.

Titi menilai, isu soal penundaan Pemilu yang masih ramai di kalangan masyarakat sangat berbahaya.

"Pertama, kita tidak banyak berbicara dan berdiskusi soal kualitas perkembangan tahapan karena kita diajak berspekulasi terus-menerus, jadi tidak salah juga, jangan-jangan ada skenario yang membuat kita tidak membahas perkembangan kualitas tahapan," sebutnya.

"Kedua, akhirnya kita terabaikan, teralihkan dari bicara hal-hal sifatnya gagasan, padahal setiap kita bicara soal evaluasi 2019 bagaimana kita keluar dari jebakan politik polarisasi," tuturnya.***

Sentimen: negatif (84.2%)