Sentimen
Positif (99%)
19 Feb 2023 : 08.33
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Institusi: Ponpes Tebuireng

Kab/Kota: Kediri

Partai Terkait
Tokoh Terkait

NU Masuki Abad Kedua, Kiai Sepuh: Harus Kompak dan Jadi Juru Damai Dunia

19 Feb 2023 : 15.33 Views 3

Gatra.com Gatra.com Jenis Media: Nasional

NU Masuki Abad Kedua, Kiai Sepuh: Harus Kompak dan Jadi Juru Damai Dunia

Jakarta, Gatra.com - Gelaran Tasyakuran 1 Abad NU dan Doa untuk Muassis-Masyayikh Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis malam berakhir pada Jumat (17/2/2023), pukul setengah satu dini hari.

Salah satu yang bisa dirangkum dari agenda nasional tersebut adalah pesan dan harapan para kiai sepuh yang hadir kepada NU di usia ke-100 ini.

Mustasyar PBNU KH Nurul Huda Djazuli dalam kesempatan tersebut mengimbau warga dan pengurus NU senantiasa menjaga keikhlasan dan persatuan di internal organisasi. Menurutnya, inilah yang akan menguatkan jam'iyah dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.

"NU itu harus kompak. Siapa pun yang khidmah (mengabdi) dengan NU, jangan sekali-kali (konflik gara-gara) rebut jabatan, rebut kekuasaan," kata pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso Kediri ini.

Kiai Nurul Huda yang datang bersama putranya, KH Abdurrahman al-Kautsar (Gus Kautsar) itu juga mengingatkan, para kiai biasanya akan kedatangan tamu "bermacam-macam" menjelang pemilu. Karena itu, kekompakan adalah modal dasar untuk tetap tak tergoyahkan. "Jangan sampai NU pecah," pesannya.

Baca Juga: Hadiri Resepsi 1 Abad NU, Jokowi: NU Harus Terdepan Membaca Gerak Zaman

Sementara itu, Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Haris Shodaqoh mengingatkan peran global NU untuk menjadi juru damai sebagai cerminan dari misi kasih sayang universal Islam, rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi semua).

Namun demikian, tambahnya, NU mesti tetap konsisten pada prinsip-prinsip yang telah dicanangkan para pendirinya baik dalam hal akidah, syariah, maupun akhlak.

"NU harus mampu menjaga hal-hal lama yang baik, dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik, al-muhafadhah 'alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah, tanpa keluar dari ajaran salafus shalih," kata Wakil Rais 'Aam PBNU KH Anwar Iskandar yang memandu acara itu menyimpulkan.

Sebelumnya, Kiai Anwar juga menyampaikan sejumlah capaian fenomenal, yakni Muktamar Internasional Fikih Peradaban I sebagai kelanjutan dari G20 Religion Forum atau R20 yang juga diinisiasi NU. Salah satu butir deklarasi dari pertemuan ulama dunia itu adalah memberi legitimasi kepada Piagam PBB dan PBB itu sendiri sebagai institusi multilateral yang sah dari kacamata syariat.

Baca Juga: Hadiri Puncak Resepsi, Jokowi Apresiasi Satu Abad Kiprah NU di Indonesia

"NU telah mendeklarasikan sebuah cita-cita besar bahwa kita ingin jadi pelopor dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah dunia," katanya.

Peran tersebut, menurut Kiai Anwar, adalah usaha NU dalam menerjemahkan prinsip ukhuwah islamiyah (persaudaraan Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan) yang sudah dicanangkan KH Achmad Siddiq, Rais 'Aam PBNU (1984-1991).

Trilogi ukhuwah itu telah dielaborasi secara pemikiran oleh KH Abdurrahman Wahid, lalu diwujudkan dalam program-program oleh kepengurusan PBNU pimpinan Gus Yahya pada era sekarang.

Tampak hadir dalam forum itu Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar beserta Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan segenap pegurus harian PBNU lainnya. Sebelumnya, para kiai sepuh NU dari berbagai daerah di Indonesia menggelar tahlil dan istigasah di area makam Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis ba'da isya' (16/2/2023).

21

Sentimen: positif (99.6%)