Sentimen
Negatif (99%)
19 Feb 2023 : 02.34
Tokoh Terkait

BMKG Ingatkan Perubahan Iklim Membuat Krisis Air Jadi Ancaman Serius

19 Feb 2023 : 02.34 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

BMKG Ingatkan Perubahan Iklim Membuat Krisis Air Jadi Ancaman Serius

AKURAT.CO Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa perubahan iklim menyebabkan terganggunya siklus hidrologi serta membuat krisis air menjadi ancaman serius di dunia.

"Krisis air terjadi hampir di seluruh belahan dunia dan menjadi krisis global yang harus diantisipasi setiap negara, tidak peduli itu negara maju atau berkembang," jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (18/2/2023).

Dia menjelaskan, meningkatnya emisi gas rumah kaca akan berdampak pada laju kenaikan temperatur udara yang berdampak pada fenomena perubahan iklim.

baca juga:

Emisi gas rumah kaca yang tidak bisa dikendalikan memicu semakin cepatnya proses penguapan air permukaan, sehingga mengakibatkan ketersediaan air semakin cepat berkurang. Sebaliknya, akan terjadi hujan yang berlebihan di lokasi atau belahan bumi yang lain.

Baik air di permukaan maupun di tanah yang semakin berkurang, kemudian mempengaruhi ketersediaan air bersih di seluruh dunia. Ditambah perubahan iklim yang ekstrem menyebabkan proses turunnya hujan menjadi ekstrem dan tidak merata.

Dwikorita menyoroti apabila krisis air dan kondisi iklim ekstrem terus berlanjut dikhawatirkan berdampak pada krisis pangan di dunia.

Dia mencontohkan, tahun 2022 Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan kekeringan dan kelangkaan air sudah melanda Eropa, Amerika Utara Barat, Amerika Selatan Barat, Mediterania, Sahel, Amerika Selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan dan Australia Tenggara.

"Tapi pada saat yang sama, banjir juga terjadi Easton Sahil, Pakistan, Indonesia hingga Australia Timur. Jadi, sekali lagi kekeringan dan banjir adalah dampak yang sama akibat dari dari kencangnya laju perubahan iklim yang diperparah dengan kerusakan lingkungan," papar Dwikorita.

Dia mengatakan, perubahan iklim turut memicu munculnya kejadian-kejadian ekstrem terutama kekeringan dan banjir. Jika sebelumnya rentang waktu kejadian berkisar antara 50-100 tahun, saat ini menjadi pendek atau frekuensinya semakin sering terjadi dengan intensitas atau durasi yang semakin panjang.

Oleh karenanya, Dwikorita meminta semua negara untuk memitigasi dan mengurangi peningkatan dampak serius dari perubahan iklim tersebut. Salah satunya melalui World Water Forum 2024 yang akan digelar di Bali.

"Diharapkan mampu meningkatkan komitmen dan kerja sama pengelolaan air global secara berkelanjutan. Situasi bumi saat ini menjadi alarm serius bagi kita semua. Kita perlu bekerja sama, berpikir bersama dan memecahkan masalah bersama," jelasnya.

Sentimen: negatif (99.6%)