Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Tokoh Terkait
Pinang Ridwan Kamil, Golkar Dinilai Bakal Menguat di Jabar
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Jakarta (beritajatim.com) – Keputusan Partai Golkar meminang Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dinilai dapat mendatangkan keuntungan. Bergabungnya Emil bisa memperkuat Golkar di Jabar.
“Posisi Jabar sebagai tradisi Golkar mau diambil alih kembali. Saya menilai begitu, dengan cara mengambil putra terbaik Jabar untuk duduk di Golkar,” ujar Direktur Riset Indonesia Politics Research and Consulting, Leo Agustino.
Emil, kata dia, punya nilai plus. Di antaranya elektabilitas yang cukup tinggi serta menjadi tokoh yang digemari kaum muda milenial.
Emil adalah sosok kepala daerah yang punya banyak inovasi. Selain itu, tanggap teknologi dan pengetahuan, serta punya kans besar meraih suara kaum milenial.
Selain itu, Emil juga dikenal memiliki karakter kebapakan seperti terlihat ketika mendapat musibah meninggalnya anak sulungnya. Hal-hal tersebut menjadi bekal Emil menjadi pemimpin.
“Pemilih ke depan lebih melihat calon yang merasakan kebutuhan warga, dan bisa menyiapkan dirinya, mereka hadir, itu ditunjukkan,” kata dia.
Leo melanjutkan, sebenarnya Emil punya kapasitas di tingkat nasional sebagai capres atau cawapres. Tetapi, dia menilai lebih baik Emil belum akan masuk dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Yang saya dengar Kang Emil tidak usah maju, biar Pak Airlangga yang maju, nanti kemudian mesin Golkar tetap mendukung Kang Emil maju sebagai gubernur,“ ungkap Leo.
Pilkada Jabar akan dilaksanakan serentak dengan Pemilu 2024. Partai Golkar masih mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai capres namun belum ada keputusan pada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Dalam pernyataannya, Emil mengaku tengah dekat dengan Partai Golkar. Tetapi, ada beberapa partai juga yang tengah mendekatinya.
Karena itu, dia belum mengambil keputusan apapun. Emil meminta masyarakat untuk menunggu sampai akhir tahun soal keputusannya untuk berlabuh ke parpol.
Di sisi lain, Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri menilai rencana Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK/Kang Emil) bergabung dengan partai politik bisa mempengaruhi peta politik jelang Pilpres 2024.
“Saya kira langkah Emil masuk partai tentu bisa bermakna banyak, termasuk terkait dengan peta politik 2024,” terang sosok yang akrab disapa Puput itu.
Menurutnya, kalau Emil memutuskan bergabung dengan Partai Golkar, maka bisa mengubah taktik politik partai berlambang beringin itu dalam Pilpres 2024. Ketika Emil masuk ke Golkar sudah pasti berniat untuk melanjutkan karier di bidang politik.
“Dalam kondisi ideal, RK sepatutnya meningkatkan karier politik dari Gubernur Jabar kepada karier politik yang lebih tinggi dan atau lebih strategis, dan dalam konteks ini hanya ada 3 posisi yg lebih tinggi atau diasosiasikan lebih tinggi, yakni menjadi presiden, wakil presiden atau Gubernur DKI Jakarta,” ujarnya.
Puput menambahkan ada potensi Emil dimajukan Golkar sebagai cawapres dari Ketum Golkar Airlangga Hartarto. “Jika Emil masuk Golkar dan diproyeksikan untuk menjadi bakal kandidat pilpres, maka ada potensi Emil diusung menjadi cawapres mendampingi Airlangga, dengan konteks Golkar juga didukung oleh partai lain, dalam hal ini KIB,” tambahnya.
Selain itu, bisa juga Golkar kemudian mengubah strategi dengan hanya mencalonkan Emil sebagai cawapres tanpa Airlangga menjadi capresnya. Strategi itu kemungkinan akan dijalankan, jika ternyata lebih menarik minat partai-partai lain untuk secara solid berkoalisi dengan Golkar dalam Pilpres 2024.
“Emil akan menjadi kunci bagi Golkar untuk menjadi berpengaruh dalam koalisi karena RK menjadi kader Golkar, seperti halnya Jokowi dulu menjadi petugas partai bagi PDIP,” tandasnya.
Emil juga bisa diposisikan sebagai investasi politik jangka panjang. Golkar bisa menempatkan RK sebagai Cagub DKI Jakarta dan maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Sedangkan Airlangga tetap menjadi kandidat dalam pilpres.
“Jika ini dilakukan Golkar, maka artinya Golkar melakukan investasi politik jangka panjang karena jika Emil menang di Jakarta, maka Golkar akan memegang area politik strategis dan dalam lima tahun ke depan, Emil pun bisa menjadi pemimpin masa depan Golkar dan capres,” pungkasnya. [hen/beq]
Sentimen: positif (98.5%)