Sentimen
Negatif (97%)
16 Feb 2023 : 15.59
Informasi Tambahan

Kasus: HAM, pembunuhan

Tokoh Terkait
Morgan

Morgan

Ricky Rizal

Ricky Rizal

Wahyu Imam Santoso

Wahyu Imam Santoso

Aktivis HAM Dikritik Karena Tidak Sepakat dengan Vonis Mati Sambo, Natalius Pigai Angkat Bicara

16 Feb 2023 : 22.59 Views 3

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Aktivis HAM Dikritik Karena Tidak Sepakat dengan Vonis Mati Sambo, Natalius Pigai Angkat Bicara

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Kasus pembunuhan Brigadir Yosua teah sampai pada babak akhir, masing-masing terdakwa telah divonis.

Ferdy Sambo divonis mati, Putri Candrawathi 20 tahun penjara, Ricky Rizal 13 tahun penjara, Kuat Maruf 15 tahun penjara, dan Richard Elizer 1 tahun 6 bulan.

Publik yang menyorot kasus ini sedari awal bergulir, memberi respon beragam dari vonis yang dijatuhkan majelis hakim.

Tak sedikit yang mengapresiasi vonis hakim yang diketuai Wahyu Imam Santoso, dan masing-masing anggota, Morgan Simanjuntak, dan Alimin Ribut Sujono.

Namun kritik terhadap vonis itu tak luput juga. Para aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) menyoal vonis mati yang dijatuhkan terhadap Ferdy Sambo.

Aktivis HAM menilai hukuman mati adalah hukuman yang ketinggalan jaman. Apalagi, 144 negara telah menghapus hukuman mati, saat ini tersisa 55 negara yang mempertahankan.

Amnesty Internasional, Komnas HAM, hingga mantan Komisioner Komnas HAM, pada kasus pembunuhan Brigadir Yosua, Aktivis HAM menilai reformasi Polri lebih baik daripada mempertahankan hukuman mati.

Merespon sikap dari para aktivis HAM, publik di dunia maya ramai mengkritisi. Dinilainya, vonis terhadap sosok seperti Sambo telah tepat.

“Nembak direncanain juga HAM ya? Aktivis kok goblok,” kata pengguna Instagram @jjihaanf.

Tidak sedikit pula warganet yang menuding para aktivis HAM telah disuap oleh pihak Sambo.

“Transeferan udah masuk pasti,” ujar warganet @themorningstar.

“Aktivis HAM pada dapat amplop berapa,” ucap @k4cank.

Meresepon hal itu, mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai angkat suara. Ia bercerita soal jalan yang ditempuh aktivis HAM yang sering kali melawan arus utama.

“Sering kali kami harus mengambil posisi yang tidak populer untuk mempertahankan prinsip HAM,” imbuh Natalius, dikuip daei cuitannya di Twitter, Kamis (16/2/2023).

Menurutnya, aktivis HAM bukanlah politisi, yang mencari perhatian publik untuk menyenangkan hati rakyat. Mereka pun tak dapat gaji daei negara dari pekerjaannya.

“Kami kerja tanpa digaji negara juga tidak digaji rakyat. Kami bukan politisi yang mencari perhatian publik dan menyenangkan hati rakyat,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)

Sentimen: negatif (97%)