Sentimen
Negatif (93%)
15 Feb 2023 : 00.30
Informasi Tambahan

Brand/Merek: KIA

Kab/Kota: bandung, Gunung

Tokoh Terkait

Ungkap Hasil Pemeriksaan Sinar Api dari Kawah Gunung Tangkuban Parahu, PVMBG: Jangan Terpancing Isu Letusan

15 Feb 2023 : 00.30 Views 3

Prfmnews.id Prfmnews.id Jenis Media: Nasional

Ungkap Hasil Pemeriksaan Sinar Api dari Kawah Gunung Tangkuban Parahu, PVMBG: Jangan Terpancing Isu Letusan

PRFMNEWS – PVMBG Badan Geologi mengungkap hasil pemeriksaan oleh timnya terkait kemunculan sinar api atau titik api dari dalam Kawah Ecoma Gunung Tangkuban Parahu.

Selain menjelaskan hasil pemeriksaan sinar api dari dalam Kawah Ecoma, Badan Geologi juga menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat termasuk untuk tidak terpancing isu letusan Gunung Tangkuban Parahu.

Badan Geologi membeberkan, sinar api dari dalam Kawah Ecoma terlihat pada tangkapan layar CCTV muncul di Gunung Tangkuban Parahu pada 9 Februari 2023.

Baca Juga: Titik Parkir Masjid Al Jabbar Makin Menjamur, Yana Mulyana: Harus Dikelola, Tarif Harap Lebih Murah

Selanjutnya, pada 10 Februari 2023, pihaknya mengirim tim untuk melakukan pemeriksaan terkait aktivitas Gunung Tangkuban Parahu yang terlihat mengeluarkan sinar api dari salah satu kawahnya itu.

Mengingat Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunung api yang memiliki banyak kawah di antaranya, Kawah Ratu, Upas, Baru, Lanang, Ecoma, Jurig, Siluman, Domas, Jarian dan Pangguyangan Badak.

Adapun pemeriksaan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu termasuk pada Kawah Ecoma dilakukan tim Badan Geologi pada periode 10 – 11 Februari 2023.

Dari hasil pemeriksaan Kawah Ecoma yang dilakukan pada 10 Februari 2023 antara pukul 19.00 - 20.00 WIB, didapatkan hasil tidak terlihat kembali adanya sinar api yang berhubungan dengan adanya migrasi magma ke permukaan.

Baca Juga: KAI Amankan Barang Penumpang Senilai Lebih dari Rp4 Miliar

Diduga fenomena sinar api yang terdeteksi melalui CCTV di Kawah Ecoma pada kurun waktu antara 9 Februari pukul 18.30 WIB – 10 Februari 2023 pukul 03.00 WIB bukan disebabkan oleh adanya magma yang naik ke permukaan.

Adanya sinar api yang terpantau pada CCTV bisa disebabkan oleh adanya aliran fluida yang naik ke permukaan dan menyebabkan pemanasan di area kawah.

Akibatnya, muncul reaksi terhadap batuan terutama endapan belerang yang ada di sekitar lubang Kawah Ecoma sehingga menimbulkan sinar api seperti yang terpantau oleh CCTV infrared itu.

Berdasarkan hasil evaluasi secara menyeluruh oleh tim, maka Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada 13 Februari 2023 pukul 13.00 WIB masih pada Level I (Normal).

Baca Juga: Anak Sudah Punya KIA di Bandung Bisa Dapat Diskon Makan, Hotel, RS, Bimbel hingga Beli Kacamata

Rekomendasi untuk warga

Kendati demikian, pihaknya menyampaikan sejumlah rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini terkait perubahan sewaktu-waktu aktivitas gunung api yang secara administrasi terletak di Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung tersebut, yakni:

1. Masyarakat di sekitar Tangkuban Parahu agar tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan turun/mendekat ke kawah-kawah aktif lain serta tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Tangkuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.

2. Masyarakat di sekitar Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Baca Juga: Bayi Perempuan Ditemukan Dalam Keadaan Hidup Diantara Reruntuhan Gempa Turki

3. Masyarakat di sekitar Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang letusan gunung tersebut, tetap memperhatikan perkembangan aktivitas gunung itu yang resmi dikeluarkan oleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat.

4. Masyarakat dapat memantau Informasi perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu dan gunung api lainnya di Indonesia melalui aplikasi Magma Indonesia atau pada website magma.esdm.go.id. ***

Sentimen: negatif (93.8%)