Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak, salat Jumat, Pemilu 2019
Tokoh Terkait
Lawan Prabowo, Anies Suksesor Jokowi?
Detik.com Jenis Media: News
Melihat Anies telah bersedia dicalonkan, ketiga partai itu bergegas menuju Cikeas. Mereka berharap dapat menggaet Partai Demokrat untuk turut mendukung Anies. Sayangnya, saat itu Partai Demokrat akhirnya mengumumkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cagub pada Kamis, 26 September 2016, dini hari.
Janji Anies itu konteksnya 2019. Masak iya nanti kalau Prabowo masih nyalon terus, Anies nggak boleh nyalon juga, kan logikanya tidak begitu."Siang hari pada tanggal yang sama, Sandiaga bertemu dengan Anies di salah satu restoran di daerah Kebayoran. Saat itu Sandiaga digadang-gadang sebagai cagub dari Partai Gerindra. Pada pertemuan itu, Sandiaga berniat meminta Anies mendampinginya sebagai cawagub. Anies meresponsnya dengan sebuah pertanyaan, apakah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berkenan menerimanya. Sandi berkata akan membicarakannya dengan Prabowo.
Selesai bertemu dengan Anies, Sandi bergegas ke Kertanegara menghadap Prabowo. Dalam kesempatan itu, akhirnya Prabowo merestui Anies, tapi hanya sebagai cawagub pendamping Sandi.
Malam hari, pukul 22.00 WIB, Anies dikabari melalui sambungan telepon bahwa ia diterima sebagai cawagub yang akan diusung Partai Gerindra. Namun Anies menolak. Ia hanya berkenan maju sebagai cagub. Setelah itu, perbincangan kembali terjadi di Kertanegara. Pada pukul 01.00 WIB Jumat, 23 September 2016, Prabowo akhirnya luluh dan berkenan membiarkan Anies menjadi cagub dan Sandiaga sebagai cawagub.
Pada pukul 01.30 WIB, Anies bergegas datang ke Kertanegara. Saat itu pula pasangan Anies-Sandi resmi terbentuk dan diumumkan. Namun perdebatan di kalangan internal partai belum selesai. Pada siang hari setelah salat Jumat, Anies kembali ke Kertanegara untuk membicarakan sejumlah hal dengan partai koalisi dan Prabowo.
"Itu baru selesai Magrib, makanya ke KPUD itu daftar agak malam," ucap sahabat sekaligus pendukung Anies, Geisz Chalifah, kepada reporter detikX.
Menurut Geisz, Anies dipilih menjadi cagub karena pertimbangan teknis. Saat itu elektabilitas Sandiaga belum mampu mengalahkan rivalnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Namun, di balik itu, ada peran Jusuf Kalla yang meyakinkan Prabowo untuk memilih Anies.
"Saling menguntungkan saja, Anies butuh partai untuk maju dan Gerindra butuh menang," ucapnya.
Geisz menuturkan tidak mudah bagi Partai Gerindra dan Prabowo untuk memilih Anies sebagai cagub. Sebab, saat itu beberapa tokoh di Partai Gerindra masih melihat Anies sebagai orang dekat Jokowi. Namun, menurut Geisz, selama masa kampanye hingga purnatugas sebagai gubernur, Anies terbukti memegang janji dan setia terhadap Prabowo.
Dia mengisahkan, saat kampanye pilkada, Anies mengatakan tidak akan berhenti di tengah jalan sebagai gubernur dan mencalonkan diri sebagai capres pada 2019. Geisz menganggap hal itu sebagai upaya Anies menjaga jabatannya sebagai gubernur sekaligus menghormati Prabowo.
"Janji Anies itu konteksnya 2019. Masak iya nanti kalau Prabowo masih nyalon terus, Anies nggak boleh nyalon juga, kan logikanya tidak begitu," ucapnya.
Pada kesempatan lain menjelang Pemilu 2019, saat perhelatan Abang None Jakarta, perwakilan tiga partai menemui Anies. Mereka meminta Anies menjadi capres dari poros tengah. Menurut Geisz, Anies menolak tawaran tersebut.
Sentimen: positif (79.5%)