Sentimen
Negatif (99%)
13 Feb 2023 : 10.09
Informasi Tambahan

Hewan: Kambing, Anjing

Kab/Kota: Roma

Kasus: pembunuhan, kekerasan seksual

Sejarah Valentine Konon Gantikan Festival Lupercalia, Ritual Sadis Penuh Kekerasan Seksual

13 Feb 2023 : 10.09 Views 3

Indozone.id Indozone.id Jenis Media: News

Sejarah Valentine Konon Gantikan Festival Lupercalia, Ritual Sadis Penuh Kekerasan Seksual

INDOZONE.ID - Sejarah valentine, hari kasih sayang yang diperingati setiap tanggal 14 Februari memiliki beberapa versi. Salah satunya legenda yang menyebut kalau valentine sebenarnya pengganti Festival Lupercalia.

Festival ini merupakan tradisi bangsa Romawi kuno yang tidak terlepas dengan hal-hal sadis berbau seks. Perayaannya identik dengan pertumpahan darah, penuh kekerasan, pengorbanan hewan, dan perjodohan acak. 

Dikutip dari National Geographic, perayaan Lupercalia dilakukan setiap tanggal 15 Februari. Tujuannya untuk menghormati Dewa Kesuburan, menangkal roh jahat dan kemandulan.

Lupercalia diperkirakan pertama kali diperingati sekitar abad ke-6 SM. Di mana menurut legenda Romawi, Raja Amulius kuno memerintahkan Romulus dan Remus, keponakan kembarnya yang juga pendiri Roma dilemparkan ke Sungai Tiber.

Keduanya ditenggelamkan sebagai pembalasan atas sumpah selibat ibu mereka yang dilanggar. Namun, seorang pelayan mengasihani mereka. 

Pelayan itu menempatkan mereka di dalam keranjang di atas sungai. Dewa sungai kemudian membawa keranjang ke hilir hingga sampai ke pohon ara liar, tempat keduanya tersangkut.

Setelahnya mereka diselamatkan dan dirawat dengan penuh cinta oleh serigala betina. Sarangnya terletak di dasar Bukit Palatine tempat Roma didirikan.

Si kembar kemudian diadopsi oleh seorang gembala dan istrinya. Keduanya mempelajari soal pekerjaan ayah mereka.

Baca juga: Kisah Kelam di Balik Perayaan Valentine, Berawal dari Ritual Sadis, Jauh dari Hal Romantis

Ketika beranjak dewasa, Romulus dan Remus akhirnya mengetahui soal perbuatan sang Paman, Raja Amulius. Pembunuhan pun dilakukan untuk membalas dendam.

Konon Lupercalia diberikan untuk menghormati serigala betina sekaligus menyenangkan dewa kesuburan Romawi Lupercus.

Ritual Pengorbanan Penuh DarahFestival Lupercalia yang menjadi cikal bakal Hari Valentine. (Domenico Beccafumi/Public Domain)

Festival Lupercalia berlangsung di beberapa tempat. Di antaranya gua Lupercal, di Bukit Palatine dan di dalam ruang terbuka Romawi, tempat pertemuan umum yang disebut Comitium.

Festival dimulai di gua Lupercal dengan mengorbankan satu atau lebih kambing jantan (representasi seksualitas) dan seekor anjing.

Pengorbanan dilakukan oleh Luperci, sekelompok imam Romawi. Setelah itu, dahi dua Luperci yang telanjang diolesi darah hewan menggunakan pisau kurban yang berdarah. Darah kemudian di lap dengan sepotong wol yang direndam susu dan diiringi tawa Luperci.

Baca juga: Tak Hanya Valentine, 14 Februari Juga Dikenang Chicago Sebagai Hari Pembantaian Gang Mafia

Pesta Perjodohan LupercalFestival Lupercalia yang menjadi cikal bakal Hari Valentine. (Public Domain)

Di Roma Kuno, Festival Lupercalia dimulai dengan ritual pengorbanan dan dilanjut dengan pesta Lupercal. 

Begitu pesta usai, Luperci memotong potongan kulit kambing kurban. Potongan kulit ini juga disebut tali kulit atau februa.

Mereka kemudian berlari telanjang atau nyaris telanjang di sekitar Palantine. Pada saat yang sama mereka mencambuk wanita mana pun yang dijumpainya dengan tali.

Selama Lupercalia, para pria secara acak memilih nama wanita dari toples untuk disandingkan dengan mereka selama festival.

Seringkali, pasangan itu tetap bersama sampai festival tahun berikutnya. Banyak yang jatuh cinta dan menikah. Tetapi tak sedikit juga yang hanya menjadi budak seks.

Seiring waktu, ketelanjangan selama Lupercalia pada akhirnya kehilangan popularitas. Festival tetap berlangsung, namun wanita dicambuk oleh pria berpakaian lengkap.

Kemudian pada tahun 341 M, perayaan ini sebenarnya telah dilarang untuk dilakukan. Namun tetap saja dilakukan hingga Paus Gelasius melarang perayaan Lupercalia pada akhir abad ke-5 dan menggantikannya dengan hari St Valentine, satu dari tiga orang suci martir Roma Kuno.
 

  Artikel Menarik Lainnya: 

Sentimen: negatif (99.9%)