Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta, Sleman
Tokoh Terkait
Azzam Muhammad Bayhaqi
Bangun Budaya Digital Melalui Pertunjukan Seni
Krjogja.com Jenis Media: News
Ilustrasi
Krjogja.com - SLEMAN - Indonesia kini tengah memasuki fase pembangunan transformasi digital. Pemerintah bahkan tengah menyusun kurikulum Program Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia 2020-2024. Oleh karena itu, membangun budaya digital menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kerangka kerja literasi digital. Dengan memanfaatkan bonus demografi serta memberdayakan masyarakat dalam mengembangkan dunia digital, maka membangun budaya digital bisa diupayakan. Sehingga perlu ada sinergi budaya lokal yang berkembang di masyarakat. Salah satunya Yogyakarta yang kental dengan budaya lokal seperti pagelaran seni budaya yang sering digelar sebagai wadah pemersatu rasa dan nilai masyarakat. "Makanya kami mencoba melakukan sinergi antara budaya digital melalui berbagai aktivitas sanggar budaya seperti pagelaran seni tari di wilayah Yogyakarta," ungkap Ketua DPD Asosiasi Pengusana Teknologi Infomasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) Jogja Azzam Muhammad Bayhaqi, Jumat (10/2). Bentuk kegiatan berupa Sendratari Ramaya dengan tema 'Dewantara Muda Berbudaya' pada Sabtu (11/2) di Kapanewon Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Selain pertunjukan seni, dalam sehari itu juga digelar workshop yang menghadirkan kepala daerah setempat sebagai salah satu narasumber. Para pegiat budaya lokal mulai pengelola sanggar budaya hingga pemerhati yang ada di wilayah setempat turut dilibatkan. Pertunjukan seni yang mampu memberikan nilai di tengah-tengah masyarakat menjadi sarana efektif dalam mengupayakan pembangunan budaya digital. Pasalnya pada momentum tersebut para peserta diberikan pengetahuan dan keterampilan dasar literasi digital. Ajang itu juga membantu proses transformasi digital pada masyarakat lokal, terutama pegiat lokal di masyarakat Yogyakarta. "Budaya digital terbentuk dari hasil pola pikir, perilaku, dan cipta karya manusia. Penerapan budaya digital lebih kepada pola pikir atau mindset masyarakat untuk beradaptasi pada teknologi internet," imbuhnya. Untuk itu ada tiga aspek dalam membangun budaya digital, di mana budaya digital sebenarnya sudah diadopsi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga aspek tersebut ialah partisipasi masyarakat dalam memberikan kontribusi untuk tujuan bersama, perbaikan atau merubah budaya lama menjadi budaya baru yang efisien, efektif, dan cepat, serta aspek manfaat yang sudah ada untuk membentuk hal yang baru. Azzam menambahkan, salah satu contoh aplikatif dalam kehidupan sehari-hari ialah belanja kebutuhan sehari-hari yang semakin mudah dilakukan melalui gawai dengan bantuan internet. Berbeda dengan masa dulu ketika masyarakat harus pergi ke toko untuk mencari kebutuhan sehari-hari. Contoh tersebut menunjukkan pola hubungan atau komunikasi yang lebih cepat dan praktis melalui internet. "Makanya, budaya digital adalah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara kita berinteraksi sebagai manusia," tandasnya. Melalui sinergi pertunjukan seni dalam membangun budaya digital, diharapkan masyarakat lokal Yogyakarta memiliki kemampuan dalam literasi digital. Dengan begitu ke depan bisa turut terlibat secara aktif dalam mewujudkan budaya digital yang mengokohkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di antaranya turut menjadi pejuang anti-hoaks di dunia digital, menjadi netizen yang bijak dalam bermedia sosial, memanfaatkan teknologi informasi dalam setiap kegiatan sanggar budaya, dan lain sebagainya. (Dhi)
Sentimen: positif (99.8%)