Sentimen
Positif (93%)
11 Feb 2023 : 22.50
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Bekasi, Cikarang

Puluhan Mahasiswa Australia Pelajari Industri Hijau di Indonesia

11 Feb 2023 : 22.50 Views 2

Jawapos.com Jawapos.com Jenis Media: Nasional

Puluhan Mahasiswa Australia Pelajari Industri Hijau di Indonesia

JawaPos.com – Sebanyak 40 mahasiswa dari University of Queensland dan 4 perwakilan mahasiswa dari Universitas Indonesia melakukan Factory Visit ke pabrik Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Pemerintah Australia melalui program New Colombo Plan (NCP) mensponsori kedatangan mahasiswa-mahasiswa guna melihat secara langsung bagaimana implementasi industri hijau, khususnya di sektor produksi baja.

“Kedatangan kami kali ini terkait environmental, khususnya terkait dengan tranformasi manufacturing ke green manufacturing, terutama di industri baja. Kegiatan ini merupakan rangkaian program New Colombo Plan Pemerintah Australia untuk mahasiwa-mahasiwa dari Universitas di Australia, ke Indonesia salah satunya,” terang Dr. Bambang Heru Susanto, ST., MT Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang mendampingi para mahasiswa tersebut.

Ikut dalam rombongan, sejumlah mahasiwa Universitas Indonesia (UI) karena memiliki kerjasama Dual Degree dengan University of Queensland sejak tahun 2002. “Ini merupakan wujud dari penguatan sisi kerjasama dibidang akademik atau research,” imbuh Bambang.

PT Tata Metal Lestari terpilih dalam program NCP karena telah mendapatkan sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Oleh karena itu, diharapkan dengan kunjungan ini para mahasiswa dari University of Queensland dan mahasiswa dari UI bisa mendapat pengetahuan tentang proses apa saja yang dilakukan PT Tata Metal Lestari sehingga mereka mendapat pelajaran langsung apa yang bisa dilakukan industri baja untuk mengurangi emisi karbonnya.

“Harapannya mahasiswa-mahasiswa dari University of Queensland ini mengetahui bahwa di Indonesia ada industri-industri strategis,” terang Bambang lagi.

Di kesempatan yang sama, Dr. Adrian Oehmen, Associate Professor di School of Chemical Engineering, sebagai pendamping para mahasiswa dari University of Queensland menambahkan bahwa pihaknya sangat menghargai kunjungan ini dan keramahan yang telah diberikan selama mahasiwanya berada di Indonesia.

“Mereka (PT Tata Metal Lestari) telah menyambut dan menjelaskan kepada kami dan para mahasiswa tentang bagaimana industri baja lapis ini bergerak. Dan saya rasa semua mahasiswa dapat belajar banyak dari pengalaman ini,” terang Dr. Adrian.

Ia menambahkan seluruh mahasiwa yang hadir kali ini merupakan mahasiwa yang mengambil bidang studi Teknik Kimia.

“Di university of Queensland, mereka belajar tentang teknik kimia. Jadi ini mengimpor proses perhitungan sehingga mereka belajar banyak tentang beberapa hal yang kami ajarkan di kelas dan saat ini mereka melihatnya dalam kehidupan nyata dan banyak aspek lain yang rumit di industri baja,” terang Adrian lagi.

Vice President Operations PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi menjelaskan, baja, semen dan petrokimia merupakan 3 industri penghasil emisi teratas dan termasuk yang paling sulit untuk didekarbonisasi.

Namun baja sendiri menurut World Steel Association, adalah sumber daya permanen yang 100% dapat didaur ulang tanpa batas dan tanpa kehilangan properti. Untuk itu, bertransformasi menjadi karbon netral, Indonesia akan membutuhkan tindakan kolektif dari semua aktor, yang melibatkan sektor swasta dan publik untuk membangun ekosistem yang berdaya.

“Peradaban modern tidak dapat bertahan tanpa industri inti, yang juga sulit untuk dikurangi. Baja, semen, petrokimia dan pupuk merupakan beberapa industri inti yang telah mendukung pertumbuhan dunia,” terang Stephanus.

Ia menerangkan, Tata Metal Lestari merupakan industri anak bangsa di bidang pelapisan baja yang berinvestasi sejak 2018 di Kawasan Industri Cikarang, sebagai ekspansi dari industri genteng metal dan baja ringan yang berdiri di tahun 1994 di Indonesia.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Sentimen: positif (93.4%)