Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: ITB
Kab/Kota: bandung
Sudah Renggut 21.000 Jiwa, Ini 4 Alasan Gempa Turki Paling Ditakuti Para Ahli
Solopos.com Jenis Media: News
SOLOPOS.COM - Kondisi seusai gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki, Senin (6/2/2023) lalu. (Istimewa/Twitter)
Solopos.com, JAKARTA – Gempa berkekuatan magnitudo 7,9 di wilayah Kota Kahramanmaras, Turki, Senin (6/2/2023), disebut-sebut menjadi gempa yang paling ditakuti oleh ahli di bidang seismologi.
Gempa dahsyat itu meluluhlantakkan ribuan bangunan dan membuat korban jiwa berjatuhan.
PromosiMeningkatkan Kualitas SDM dan Mutu Akademik, 50 Dosen Upitra Ikuti Pelatihan
Hingga Jumat (10/2/2023) pagi, lebih dari 21.000 jiwa melayang. Getaran gempa Turki juga dirasakan hingga Suriah dan Lebanon.
Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano mengatakan ada sejumlah alasan bahwa gempa di Turki termasuk jenis gempa yang paling ditakuti para ahli.
“Gempa Turki yang sekarang merupakan gempa terbesar di Turki setelah gempa dahsyat sebelumnya pada Desember 1939 yang berkekuatan magnitude 7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara,” kata Irwan yang juga Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian seperti dikutip Solopos.com dari laman https://fitb.itb.ac.id/, Jumat (10/2/2023).
Menurut Irwan, setidaknya ada empat alasan yang membuat gempa Turki paling ditakuti parah ahli karena daya rusaknya sangat mengerikan.
Pertama, gempa Turki memiliki magnitudo sebesar 7,8 yang termasuk skala gempa bumi besar.
Kedua, pusat gempa Turki berada dekat dengan permukaan tanah, yaitu sejauh 18 kilometer.
Ketiga, terjadinya gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan 6,7 magnitudo dan beberapa jam kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan 7,5 magnitudo.
Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan yang memiliki struktur bangunan yang tidak bagus.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BKMG, Daryono, menjelaskan, gempa bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur yang merupakan zona sesar aktif diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia.
Sentimen: negatif (91.4%)