Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Idul Adha 1441 Hijriah
Kab/Kota: Kalibata, Jatinegara
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Peringati 1 Abad NU dengan Cara Berbeda, Anies Berziarah ke Makam KH Zainul Arifin Pohan, Sang Penyelamat Soekarno
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bakal capres Anies Baswedan berziarah ke makam KH Zainul Arifin Pohan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata tepat pada 1 abad Nahdlatul Ulama, Rabu, (8/2/2023).
Anies mengatakan, Zainul Arifin Pohan merupakan salah satu penggerak (muharrik) NU awal di Jakarta dan pahlawan bangsa.
Gus Dur menggambarkan Zainul Arifin dengan bangsawan yang ber-NU melalui jalur kemerdekaan.
Lahir di Barus, Sumatera Utara, pada 12 September 1909, KH Zainul anak tunggal Raja Barus, Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus.
“Sejak remaja merantau ke Batavia dan langsung bergabung di Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan kemudian menjadi Ketua NU Jatinegara dan Majelis Konsul NU Batavia,” kenang Anies dalam unggahannya di media sosial.
Pada masa revolusi Indonesia, KH Zainul Arifin menjadi panglima Hizbullah, merekrut dan melatih anak-anak muda di desa-desa untuk menjadi pejuang bangsa.
Zainul Arifin mewakafkan seluruh waktu dan energinya untuk NU dan Republik. Terlibat sangat aktif dalam berbagai posisi dan tugas di NU dan kenegaraan. Mulai dari Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), wakil perdana menteri pada kabinet Ali Sastroamidjojo | (1953-1955), anggota konstituante, dan terakhir menjadi Ketua DPR-GR sebagai perwakilan NU.
Lebih jauh kata dia, saat puncak pemberontakan DII/TII pada kurun 60-an, KH Zainul Arifin beserta NU menyatakan sikap tetap memihak Republik.
Maka, meskipun beredar kabar berbagai upaya pembunuhan terhadap Presiden Soekarno, KH Zainul memilih melindungi sang presiden.
Sehingga akhirnya pada 10 Dzulhijjah 1381 H/14 Mei 1962. Pada rakaat kedua KH Zainul Arifin terkena peluru yang ditembakkan anggota DII/TII yang ikut shalat Idul Adha; dimana peluru tersebut mestinya mengenai Presiden Soekarno.
Tugasnya melindungi Presiden terlaksana, tetapi kesehatannya terus menurun.
“Beliau syahid pada 2 Maret 1963. Negara mengangkatnya menjadi pahlawan kemerdekaan nasional. Dan, namanya diabadikan menjadi salah satu jalan di Jakarta, tepatnya jalan KH Zainul Arifin, Jakarta Pusat,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
“Kisah KH Zainul Arifin ini adalah cerminan dari bagaimana NU mewarnai Indonesia. Tak pernah mundur selangkah pun untuk urusan keislaman dan keindonesiaan. Kini, NU siap menghadapi abad kedua yang penuh dengan tantangan. Insya Allah NU senantiasa merawat jagat, membangun peradaban,” tandasnya. (selfi/fajar)
Sentimen: positif (66.7%)