Sentimen
Negatif (98%)
7 Feb 2023 : 18.56
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Mitsubishi

Kab/Kota: Timika

Tokoh Terkait
Moses

Moses

Nasib Pilot dan Penumpang Misterius, Pembakar Susi Air Kelompok Egianus Kogoya

7 Feb 2023 : 18.56 Views 2

Solopos.com Solopos.com Jenis Media: News

Nasib Pilot dan Penumpang Misterius, Pembakar Susi Air Kelompok Egianus Kogoya

SOLOPOS.COM - Lapangan Terbang Paro Kabupaten Nduga, lokasi kejadian pesawat Susi Air yang dibakar KKB. (ANTARA/HO)

Solopos.com, NDUGA — Pelaku pembakaran pesawat Susi Air di Papua, Selasa (7/2/2023), diduga kuat dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Hingga kini nasib pilot dan penumpang pesawat kecil milik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti itu masih misterius.

PromosiMesin Baru di Mitsubishi L300 Euro 4: Lebih Bertenaga, Hemat Bahan Bakar

Pilot pesawat nahas tersebut bernama Philip Merthens asal Selandia Baru.

Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring menyatakan berdasarkan pengusutan pihaknya diduga kuat pelaku pembakaran Susi Air kelompok Egianus Kogoya.

“Dari laporan yang diterima memang pelaku pembakaran pesawat milik Susi Air dilakukan KKB dipimpin Egianus Kogoya,” kata Danrem 172/PWY kepada Antara dan dikutip Solopos.com, Selasa.

Danrem 172 yang mengaku baru tiba dari Jakarta itu mengatakan pesawat milik Susi Air dengan Nomor Penerbangan SI 9368 dibakar KKB di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa pagi.

Pesawat Susi Air yang membawa lima penumpang dari Timika berdasarkan pengecekan yang dilakukan melalui udara terlihat terbakar di ujung Lapangan Terbang Paro.

“Belum diketahui kondisi pilot Susi Air, Philip Merthens asal Selandia Baru,” beber Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring.

Pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan tiba ke Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.

Lima penumpang pesawat tercatat atas nama Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge,Meita Gwijangge, dan Wetina W, seluruhnya warga lokal Papua.

 

Sentimen: negatif (98.1%)