6 Februari 2023 08:07 WIB

Pakar sebut pemaksaan kehendak elite parpol hanya akan membuat Anies Baswedan dianggap tidak independen

Anies Baswedan dan Surya Paloh (twitter.com/nasdem)

JAKARTA, JITUNEWS.COM -  Calon Wakil Presiden (cawapres) yang akan mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024 belum juga menemukan titik terang.

Ada tiga nama yang berpotensi menjadi cawapres Anies Baswedan, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ahmad Heryawan, dan Khofifah Indar Parawansa. Namun hingga saat ini Koalisi Perubahan yang digagas NasDem, Demokrat dan PKS belum juga memutuskan siapa yang akan menjadi pendamping Anies.

Sementara itu, Dosen FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal Budiyono menyarankan agar Koalisi Perubahan memutuskan cawapres pendamping Anies Baswedan melalui jalan ilmiah.

Geger Perjanjian Anies Baswedan-Prabowo, PKS Tantang Sandiaga Buka ke Publik

"Saya menyarankan agar ketiga parpol koalisi bertemu dan menuntaskan isu ini dengan 'jalan ilmiah'. Maksudnya, ketiga nama bakal cawapres disurvei ke masyarakat oleh lembaga independen yang disepakati, dan selanjutnya harus ada gentleman agreement oleh ketiga pihak untuk menerima siapapun nama terkuat di survei," ujar Zaenal dalam keterangannya, Minggu (5/2/2023).

Zaenal menilai Koalisi Perubahan akan semakin solid apabila memilih cawapres Anies Baswedan melalui lembaga survei yang independen.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemaksaan kehendak elite parpol hanya akan membuat Anies Baswedan dianggap tidak independen.

"Bila cawapres tertentu dipaksakan oleh elite yang merasa dominan, dua kerugian datang sekaligus. Pertama, Anies dianggap tidak independen. Kedua, soliditas koalisi akan terganggu, bahkan sebelum deklarasi resmi," tandasnya.