Sentimen
Positif (97%)
5 Feb 2023 : 11.40
Informasi Tambahan

Event: Pemilu 2019

Kasus: teror

Manuver Surya Paloh Membawa Nasdem Unggul Telak

5 Feb 2023 : 11.40 Views 7

Jurnas.com Jurnas.com Jenis Media: News

Manuver Surya Paloh Membawa Nasdem Unggul Telak

M Sahlan | Minggu, 05/02/2023 07:05 WIB

Ray Rangkuti dan Sebastian Salang

Jakarta, Jurnas.com - Pengamat Politik yang juga Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, menilai manuver politik Surya Paloh telah berhasil membawa Partai Nasdem dalam posisi menang untuk saat ini.

“Jika diibaratkan pertandingan Sepakbola, Partai Nasdem saat ini unggul dengan skor 3 poin, buntut manuver politik Surya Paloh yang mengunjungi Presiden Joko Widodo dan partai politik lainnya di Koalisi Gerindra - PKB dan Indonesia Bersatu,” kata Ray Rangkuti.

Ray Rangkuti menyampaikan pendapat itu saat diskusi akhir pekan Titik Temu Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) di Jakarta, Sabtu, 4 Februari 2022.

Dalam diskusi yang dipandu oleh Host Sebastian Salang tersebut, Ray Rangkuti menilai, manuver Politik Surya Paloh sengaja dilakukan untuk menguatkan posisi Anies Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden yang diusung oleh Partai Nasdem.

“Secara moral dan politik akan sangat sulit bagi Nasdem untuk meninggalkan begitu saja Anies Baswedan. Karena pertama dari semua partai politik, mereka yang pertama kali menemukan calon presiden,” tegas Ray Rangkuti.

Karenanya, pertemuan Surya Paloh dengan Presiden, kata Ray Rangkuti, juga tidak lantas menurunkan tensi Partai Nasdem untuk mendukung Anies Baswedan.

Jika Nasdem mundur dari pencalonan Anies, jelas Ray Rangkuti, maka akan berisiko besar sekali. Karenanya Nasdem akan tetap mengusung Anies, sekalipun elektabilitas tidak terlalu signifikan naiknya.

Sedangkan terkait dengan manuver politik Surya Paloh terhadap sejumlah elit politik, Ray Rangkuti mengatakan, Nasdem untuk sementara telah memenangkan perseteruannya dengan Presiden Joko Widodo.

Manuver politik Surya Paloh tersebut, lajut Ray Rangkuti, salah satunya telah berhasil membatalkan rencana resufle yang santer disebut-sebut akan dilaksanakan pada Rabu atau yang dikenal dengan istilah Rabu Pon.

“Saya melihat pertemuan antara pak Jokowi dengan Pak Surya Paloh dilakukan dalam rangka melaksanakan reformulasi dan negosiasi Kabinet,” ungkapnya.

Hal lain yang menguntungkan Partai Nasdem, kata Ray Rangkuti, manuver Surya Paloh telah berhasil menggerakan Partai Demokrat dan PKS untuk mendeklarasikan dukungan terhadap Anies Baswedan.

Pertemuan Surya Paloh dengan Presiden juga tidak lantas meredam serangan-serangan Nasdem atau pendukung Anies terhadap pemerintah. Hal itu membuktikan bahwa Nasdem masih berada di posisi yang berbeda dengan pemerintah.

“Salah satu serangan yang gencar adalah dengan adanya dugaan aparat negara yang dalam hal ini adalah pemerintah sedang menjegal pencalonan Anies terkait dengan izin dan lain-lain, sebagian lainnya dari para pendukung Anies menyebut ada semacam upaya teror,” pungkas Ray Rangkuti.

Sementara itu, Pengamat Politik dari UPH, Emrus Sihombing mencermati manuver politik Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Surya Paloh mengunjungi sejumlah elit politik termasuk dengan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Partai Nasdem masih terlalu dini untuk bermanuver.

“Manuver itu seharusnya dilakukan oleh pesawat yang terbang tinggi. Jika pesawat masih terbang rendah lalu melakukan manuver itu akan sangat membahayakan,” ujar Emrus Sihombing.

Ia menjelaskan, sampai saat ini belum ada kesepakatan antara partai Nasdem dengan PKS maupun Partai Demokrat untuk mencalonkan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pemilu 2024 mendatang.

“Saya melihat belum ada kesepakatan dari PKS maupun Demokrat untuk mencalonkan Anies, namun keduanya telah mengumumkan mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024,” katanya.

Dalam acara diskusi yang disiarkan langsung melalui live streaming Radio RKN dan direlay oleh puluhan radio daerah tersebut, Emrus Sihombing mengingatkan bahwa politik di Indonesia tidak sangat pragmatis.

“Politik di Indonesia itu sangat pragmatis, bukan ideologis. Karenanya jika mereka mendukung belum tentu juga akan terus mencalonkan. Dalam politik itu sederhananya kan, saya melakukan apa maka saya dapat apa?,” ungkapnya.

Ia juga melihat Partai Nasdem seperti terbuai dengan keberhasilan pemilu 2019 lalu, saat mereka mencalonkan Joko Widodo sebelum PDI Perjuangan melakukan deklarasi. Sehingga Emrus melihat Partai Nasdem tampak terlalu proaktif atas pengalaman tersebut.

“Nasdem itu terlalu proaktif, padahal fenomena pengambilan keputusan yang sama persis tidak dapat dilakukan lagi pada waktu yang berbeda,” tegasnya.

Sementara itu terkait dengan pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Surya Paloh, Emrus Sihombing juga berpendapat ada hal yang kurang menyenangkan. Indikasinya terlihat dari informasi mengenai pertemuan tersebut tidak segera diumumkan kepada publik.

“Ini indikasinya sangat jelas. Jika ada hal yang menyenangkan, pasti akan langsung saat itu juga melakukan jumpa pers dan mengumumkan perihal-perihal pertemuan tersebut. Tapi yang terjadi kan tidak langsung diumumkan, bahkan ada selang hingga satu hari setelah pertemuan,” paparnya.

Jika memang pertemuan tersebut bersifat internal dan memang bukan untuk konsumsi publik, lanjut Emrus Sihombing, tapi akhirnya diumumkan juga kepada publik.

TAGS : Partai Nasdem Surya Paloh Presiden Jokowi Ray Rangkuti Anies Baswedan Emrus Sihombing

Sentimen: positif (97.7%)