Sentimen
Negatif (99%)
5 Feb 2023 : 11.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Manggarai

Kasus: kekerasan seksual

Partai Terkait

Balita 3,5 Tahun Diduga Dicabuli Eks Legislator Manggarai Timur NTT

5 Feb 2023 : 11.32 Views 24

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Balita 3,5 Tahun Diduga Dicabuli Eks Legislator Manggarai Timur NTT

Manggarai Timur: Kepolisian Resor (Polres) Manggarai Timur, NTT, terus memproses laporan dugaan kasus kekerasan seksual terhadap balita di salah satu kecamatan di wilayah itu. 
Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Jumat, 3 Februari 2023, penyidik langsung menjemput FH yang diduga sebagai pelaku.  
 
"Sementara diamankan untuk pemeriksaan lanjutan dalam rangka melengkapi (bukti-bukti) yang perlu dilengkapi," ujar Kapolres Manggarai Timur, AKBP I Ketut Widiarta.
 
FH merupakan seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur periode 2009-2014 dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Ia diduga mencabuli GL saat balita berusia 3,5 tahun itu bermain di rumahnya pada Kamis pagi, 26 Januari 2023.

-?

- - - -
Peristiwa itu terkuak setelah ibu korban menemukan beberapa titik cairan bercampur darah di dapur rumahnya beberapa saat setelah korban pulang bermain dari rumah pelaku. Juga ketika korban sering memegang area kemaluannya hingga pada Kamis sore, korban buang air kecil bercampur darah.
 
"Saat itu anak saya demam. Lalu saya tanya, kamu kenapa? Dia belum menjawab. Sesampai di dokter baru dia jawab. Dia cerita sambil mempraktikkan apa yang dilakukan orang itu (FH) padanya," ujar YY, ibu korban saat ditemui Kamis, 2 Februari 2023.
 
Hingga sepekan usai kejadian, polisi belum menetapkan tersangka karena kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan. Untuk naik ke tahap penyidikan, polisi harus melengkapi keterangan beberapa saksi dan tambahan bukti, salah satunya hasil visum et repertum di RSP Borong.
 
Namun Ketut memastikan pihaknya bekerja profesional dan menjadikan kasus tersebut sebagai prioritas penyidikan. Antara lain dengan mendatangi beberapa saksi untuk pengambilan keterangan karena letak lokasi kejadian sangat jauh dan sulit dijangkau dari Mako Polres. 
 
"Kasus begini menjadi prioritas sehingga harus kebut. Untuk pemeriksaan saksi, anggota sampai harus lakukan di lokasi. Jemput bola," ucapnya.
 
Ia mengatakan, kasus serupa tergolong tinggi di daerah itu. Pada 2022 tercatat 14 kasus persetubuhan anak, 4 kasus pencabulan anak, 1 kasus pemerkosaan anak, dan 4 kasus kekerasan terhadap anak. 
 
Sebagian kasus tersebut sudah diputuskan di pengadilan, sisanya sedang dalam proses persidangan. Sedangkan untuk Januari 2022, sudah ada satu kasus persetubuhan anak dan satu kasus baru yang masih dalam laporan polisi. 
 
"Di NTT, kasus anak bawah umur ini, rata-rata tinggi. Selain penegakan hukum dengan hukuman yang berat, kita juga berupaya untuk kerja sama lintas sektor untuk melakukan pencegahan," bebernya. (Yohanes Manasye)
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

(MEL)

Sentimen: negatif (99.4%)