Sentimen
NasDem Kehilangan Tenaga, Pencapresan Anies Kian Alot
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Pencapresan Anies Baswedan kian tak menentu. NasDem selaku parpol pertama yang mendeklarasikan Anies sebagai capres belakangan nampak kehilangan tenaga.
Ketum Partai NasDem Surya Paloh bahkan menyebutkan upaya membangun Koalisi Perubahan bersama Demokrat-PKS belum final, kendati kedua parpol itu belakangan telah menyatakan mendukung Anies.
Surya Paloh mengungkapkan hal itu selepas bertemu dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto di DPP Golkar, Jakarta pada Rabu Pon atau Rabu (1/2/2023). Paloh turut mengungkapkan terbuka kemungkinan Nasdem bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dimotori Golkar. Meski, turut menyebut terbuka pula opsi Golkar bakal gabung gerbong NasDem pada Pemilu 2024.
baca juga:“Yang lain kita memang baru mencoba ya, baru mencoba. Apakah perlu akan mungkin bergabung dengan KIB? Ya sama-sama mungkin. Mungkin KIB juga bergabung dengan NasDem kan? Jadi probability, kemungkinan itu masih terbuka,” ujar Surya Paloh.
Melunaknya NasDem tak lepas dari wacana reshuffle yang turut ditiupkan Presiden Jokowi, merespons manuver Surya Paloh yang pada Oktober 2022 mendeklarasikan Anies sebagai capres. PDIP selaku salah satu parpol pengusung pasangan Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 ikut memanaskan situasi, mendesak kader NasDem didepak dari kabinet.
Mulai berjaraknya Surya Paloh dengan PDIP dan Jokowi semakin terbaca dari serangkaian peristiwa yang terjadi hingga akhir 2022. Presiden Jokowi tidak menghadiri dan mengirimkan video ucapan selamat ulang tahun pada perayaan HUT ke-11 NasDem yang digelar di JCC pada November 2022. Surya Paloh diketahui pula tidak menghadiri resepsi pernikahan anak bungsu Jokowi yakni Kaesang Pangarep.
Pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh di Istana Negara pada akhir Januari 2023 yang lalu atau sebelum mengadakan kunjungan ke Kantor DPP Golkar nampaknya menjadi titik balik melunaknya NasDem. Namun Surya Paloh tidak memberi penegasan apakah pertemuan itu terkait dengan kompromi NasDem terkait rencana reshuffle yang hingga kini belum diumumkan Jokowi.
Bos Media Group mengaku tidak bisa membaca suasana kebatinan Jokowi, dalam pertemuan yang berlangsung selama 1 jam 20 menit itu. "Saya enggak tahu suasana batin beliau, tapi yang saya tahu bahwasannya semuanya, kami baik. Presiden Jokowi, saya, Mas Airlangga,” kata Paloh.
Analis politik, Arifki Chaniago menilai pertemuan Surya Paloh-Airlangga selepas bertemu Jokowi di Istana Negara secara implisit menunjukkan NasDem dan Jokowi telah mencapai kompromi. Surya Paloh mempertegas posisi NasDem sebagai parpol pendukung pemerintah dan mengawal pemerintahan hingga 2024.
Dengan adanya penegasan kembali posisi NasDem maka kader parpol sempalan Golkar tetap berada dalam kabinet. Namun situasi ini menandakan bahwa Surya Paloh lebih memilih mempertahankan kadernya pada kabinet dibanding menindaklanjuti pertemuan dengan Demokrat-PKS untuk memuluskan pencapresan Anies.
“Langkah politik yang dipilih NasDem terlihat lebih memprioritaskan posisi menterinya di pemerintahan daripada Pilpres 2024," ujar Arifki.
Alotnya pencapresan Anies bukan hanya ditunjukkan dari maju-mundur pembentukan Koalisi Perubahan yang secara formil memiliki piagam menandakan koalisi resmi terbentuk. Manuver Gerindra yang mengungkapkan adanya perjanjian tertulis antara Anies dengan Prabowo terkait Pilpres 2024, ikut mewarnai situasi.
Perjanjian yang dirancang Fadli Zon seolah menegaskan Anies tak mudah maju sebagai capres apabila berhadapan dengan Prabowo. Arifki tidak menyinggung hal itu sebagai salah satu faktor yang menghambat pencapresan Anies, melainkan siapa kandidat cawapres yang mengharuskan Surya Paloh mencari figur alternatif di luar usulan Demokrat atau PKS, bakal membuat situasi semakin alot.
“Langkah penentuan cawapres Anies bakal lebih alot jika nama yang muncul dari Demokrat dan PKS. Pilihan merangkul cawapres dari pendukung pemerintah menjadi kemungkinan ke depannya jika ini menjadi langkah NasDem menjaga daya tawarnya di pemerintahan Jokowi," tutur direktur eksekutif Aljabar Strategic ini. []
Sentimen: netral (96.2%)