Sentimen
Iptek Kemandirian dalam Penggunaan Biodiesel 35 Dinilai Penting Pusat Pemberitaan
RRi.co.id Jenis Media: Nasional
KBRN, Jakarta: Pemerhati otomotif senior Bebin Juwana menekankan pentingnya kemandirian dalam implementasi penggunaan Biodiesel 35 (B35). Hal itu sejalan dengan ketentuan Euro 4 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pasalnya, hanya Indonesia yang saat ini menerapkan penggunaan B35 yang ramah lingkungan. Tentunya dibandingkan di negara-negara lain yang masih menerapkan penggunaan B30.
"Kita tidak bisa belajar dari negara lain karena kita sendirian. Kita pionir yang mau memakai B35," kata Bebin dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Rabu (1/3/2023) malam.
Diketahui, mulai 2022, sesuai ketentuan KLHK, kendaraan yang diproduksi di Indonesia harus sudah memenuhi standarisasi Euro 4. Termasuk dari sisi bahan bakar dan emisi buangnya
Menurutnya, dalam penerapan B35 ini perlu diperhitungkan power output dari kendaraan berbahan bakar Diesel. "Plus dan minus perlu diperhitungkan, dari power outputnya juga harus dihitung ulang," ujarnya.
Biodiesel B35 sendiri merupakan campuran biodiesel antara bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit dengan BBM diesel. Lewat B35 ini, pemerintah akan meningkatkan persentase pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar dari 30% (B30) menjadi 35% (B35).
Di tahun 2022 dengan implementasi B30, telah disalurkan biodiesel sebesar lebih dari 10,5 juta kiloliter (kL). Hal ini dapat menghemat devisa sekitar US$ 8,34 miliar atau setara lebih dari Rp122 triliun.
Program B30 juga menyerap tenaga kerja lebih dari 1,3 juta orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 27,8 juta ton CO2e.
Sentimen: positif (66.7%)