JawaPos.com – Berkaca pada reshuffle-reshuffle sebelumnya, semua selalu bermula dari desas-desus, dilanjut dengan tanda-tanda, yang akhirnya baru benar-benar terungkap pada hari H. Ada nama yang sesuai rumor digeser. Ada pula nama pengganti yang di luar dugaan.

Lalu, benarkah Presiden Jokowi bakal melakukan kocok ulang kabinet seperti yang ramai disebut di hari ini? Deputi Bidang Protokoler, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kemarin (31/1) menyebutkan, hari ini agenda presiden di ibu kota tak lama.

Sebab, mantan gubernur DKI Jakarta itu harus melakukan kunjungan kerja ke Bali pada sore hari. Sedangkan pagi harinya Jokowi dijadwalkan menghadiri Mandiri Investment Forum. ”Siang (acara) intern,” katanya kepada Jawa Pos kemarin.

Kunci jadi tidaknya reshuffle diumumkan, tampaknya, ada di agenda intern ini. Biasanya kegiatan intern presiden diisi dengan rapat bersama menteri atau kepala lembaga. Terkadang juga menemui tamu-tamu dari organisasi kemasyarakatan dan yang lain.

Tapi, untuk acara intern hari ini, Bey tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang akan dilakukan kepala negara. Yang jelas, hari ini merupakan Rabu Pon, hari dalam penanggalan Jawa yang konon disukai Jokowi. Reshuffle sering dilakukan pada weton tersebut.

Mengenai kunjungan kerja Jokowi ke Bali, Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan. Dia turut mendampingi kunjungan tersebut. Sebelumnya, saat kickoff keketuaan ASEAN 2023, Jokowi enggan menjawab isu reshuffle hari ini. ”Nanti tunggu saja,” ujarnya. Jokowi lebih banyak menjawab pertanyaan tentang anak bungsunya, Kaesang Pangarep, yang dikabarkan tertarik masuk dunia politik.

Isu reshuffle mulai berembus setelah Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada 3 Oktober tahun lalu. Pada pertengahan Januari, Menteri Sekretaris Negara Praktikno menyatakan, tak akan ada reshuffle. Ketika ditanya apakah ada kocok ulang kabinet pada Februari, dia menjawab tidak tahu sambil tertawa dan meninggalkan wartawan. ”(Januari) enggak ada. (Februari) enggak tahu kalau itu,” ucapnya ketika itu.

Para menteri dari Partai Nasdem memang kerap diisukan akan dicopot. Jokowi juga tak menghadiri perayaan ulang tahun partai tersebut pada 11 November tahun lalu dengan alasan sedang menjalankan tugas kenegaraan. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh kepada media saat itu mengatakan bahwa acara tersebut memang bersifat internal.

Pekan lalu Paloh dan Jokowi sempat bertemu di Istana Merdeka. Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Jakarta Ahmad Khoirul Umam menyatakan, pertemuan keduanya merupakan tanda untuk mengklarifikasi dan menetralkan isu spekulatif.

Khoirul menilai pertemuan itu sebagai langkah maju dalam hal komunikasi. ”Bagaimanapun, Paloh merupakan tokoh kunci yang ikut mendorong pencapresan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019,” bebernya.

Menurut Khoirul, Nasdem ikut berjuang dalam pemenangan Jokowi. ”Jika Paloh bisa mengomunikasikan dengan baik, tentu Jokowi bisa menerima dengan baik (atas keputusan pencalonan Anies, Red),” katanya.