Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta
PDIP Siap Terima Kaesang, Hasto: Dalam Satu Keluarga Tak Boleh Beda-Beda Partai
TVOneNews.com Jenis Media: News
Jakarta, tvOnenews.com - Kabar terkait putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep yang ingin terjun ke dunia politik terus menyeruak.
Keinginan Kaesang itu pun disambut baik oleh berbagai partai politik. Tak terkecuali partai yang membesarkan nama orang tuanya yakni PDIP.Merespons keinginan Kaesang, Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya akan menerima putra kedua Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep bila ingin berkarya di politik melalui PDIP, mengikuti jejak Jokowi dan putra sulungnya Gibran Rakabuming.
"Di PDIP tak dikenal yang namanya satu keluarga inti (ayah, ibu, anak) berada dalam partai politik yang berbeda-beda," kata Hasto kepada wartawan, Minggu (29/1/2023).
Karena itu, Hasto menilai akan lebih baik bila Kaesang masuk ke PDIP dimana Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka (Kakak kandung Kaesang) adalah kader PDIP.
"Ya sekiranya Kaesang mau masuk ke PDI Perjuangan, karena kami ini punya aturan bahwa dalam satu keluarga tidak bisa masuk dalam pilihan partai-partai yang berbeda," ucapnya.
Hasto menilai komitmen satu keluarga tidak masuk partai yang berbeda-beda itu sangat penting untuk dibangun.
"Karena itu juga menunjukkan suatu emotional bonding, kesadaran, dan pendidikan politik itu dimulai dari keluarga," jelas dia.
Politikus asal Yogyakarta ini menegaskan, bahwa PDIP sangat terbuka untuk Kaesang bergabung dan mengajukan permohonan bergabung ke PDIP.
Sebab dalam konteks keanggotaan, PDIP menggunakan stelsel aktif sehingga siapa pun itu, harus mengajukan permohonan kalau mau bergabung ke PDI Perjuangan.
"Mengapa ada stelsel aktif? Karena itu sebagai sebuah momentum bahwa ketika masuk ke partai, mereka harus menyatukan diri, harus merelatifkan kepentingan individunya, dan mengedepankan kepentingan kolektif partai," terangnya.
Kepentingan kolektif partai ini, lanjut Hasto, didorong oleh ide, pemikiran, gagasan, dan cita-cita bung karno dalam pemberdayaan wong cilik, rakyat marhaen.
"Karena itu lah harus muncul sebagai sebuah kesadaran bahwa berpolitik bukan untuk sekadar jalan pintas mencapai target individual, tetapi sebagai proses untuk mengikuti pendidikan politik dan kaderisasi serta bersedia ditugaskan oleh partai dalam bidang apa pun," jelas Sekjen PDIP.
Bagi PDIP, lanjut Hasto, pendidikan politik dari keluarga itu sangat penting. Karena itu pula dalam aturan pencalegan, misalnya, suami istri dari partai berbeda tidak bisa dijadikan sebagai caleg.
"Kemudian dalam suatu keluarga itu kan ada pembatasan-pembatasan, dari segi jumlah, kecuali menjadi anggota dan satu keluarga tidak boleh ditugaskan dalam satu tingkatan yang sama," papar dia.
Lebih jauh, Hasto menyontohkan Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono dengan istrinya atau anaknya, tidak boleh menjadi caleg di dalam level tingkatan yang sama atau satu dapil yang sama.
"Karena itu suatu regulasi, mengigat kami tetap memegang semangat reformasi. Di dalam melakukan rekrutmen (anggota partai, red) memang basisnya keluarga, tetapi terkait dengan hal-hal penugasan (penempatan jabatan, red) satu keluarga itu kami menerapkan berbagai bentuk pembatasan," jelas Hasto.
"Tapi untuk menjadi anggota dalam suatu keluarga, tidak ada batasan sama sekali, dari kakek, nenek, bapak, ibu, cucu, semuanya bisa bergabung ke PDI Perjuangan," tandasnya.(rpi/muu)
Sentimen: positif (98.5%)