Sentimen
Positif (100%)
31 Jan 2023 : 10.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait
Slamet Riyadi

Slamet Riyadi

Winarti Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Kebijakan Publik Unisri Solo

31 Jan 2023 : 10.20 Views 2

Solopos.com Solopos.com Jenis Media: News

Winarti Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Kebijakan Publik Unisri Solo

SOLOPOS.COM - Winarti diangkat menjadi Guru Besar dalam bidang Ilmu Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unisri Solo, Senin (30/1/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo mengukuhkan Winarti sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di auditorium kampus setempat, Senin (30/1/2023).

Dalam orasi ilmiahnya, Winarti menyoroti mengenai pengembangan potensi daerah yang hasilnya belum sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat.

PromosiPromo Menarik, Nginep di Loa Living Solo Baru Bisa Nonton Netflix Sepuasmu!

Winarti menyebut kapitalisasi pengelolaan pemanfaatan potensi daerah oleh pemerintah setempat menjadi sumber masalah. Pemerintah, kata Winarti, melalui pemanfaat potensi hanya fokus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Sehingga banyak yang menyerahkan pengelolaan potensi daerah dan alam kepada investor. Alasannya klasik daerah [kabupaten/kota] tidak memiliki modal, SDM atau tenaga ahli,” kata Winarti dalam naskah orasi ilmiah yang diterima Solopos.com, Senin (30/1/2023).

Akibatnya pengembangan potensi daerah yang tidak mengikutsertakan masyarakat, tidak akan mampu meningkatkan ekonomi kelas bawah.  “Artinya [dalam] peningkatan PAD, yang bergerak hanya kelas menengah, hanya kelompok-kelompok besar yang bisa menikmati,” ujar dia.

Seharusnya, kata dia, pemerintah daerah mengejar peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). “Karena akan ada partisipasi masyarakat di dalamnya, sehingga perekonomian arus bawah ikut naik, yang ini akan dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke bawah,” kata dia.

Dia mempertanyakan pemerintah terlalu fokus meningkatkan PAD yang hanya menggerakan ekonomi kelas menengah ke atas saja. “Karena bupati atau walikota menginginkan pembangunan yang ‘cepat’, dapat dilihat masyarakat atau kabupaten atau kota lain, bukan yang hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakatnya,” ujar dia.

Dosen Unisri Solo itu khawatir jika pemerintah terlalu mengejar pendapatan asli daerah, yang terjadi malah eksploitasi sampai tidak terpikir untuk mengantisipasi dampak buruknya. “Seperti kerusakan lingkungan, tercerabutnya budaya asli masyarakat, dan masalah lain,” kata dia.

Di akhir orasi ilmiah, dia menekankan pengembangan potensi daerah seharusnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya kepentingan kelompok tertentu. Dia menyarankan pemegang kebijakan harus melibatkan masyarakat bawah. 

“Dan juga ikut berpartisipasi dalam proses perencanaan, dan evaluasi pengembangan daerahnya. Agar masyarakat ikut menikmati ‘kue’ yang menanamnya potensi daerah ini,” kata dia.

Sidang Senat Terbuka itu dihadiri oleh Rektor Unsri, Sutoyo; Ketua Yayasan Slamet Riyadi, Sularno; para dosen; dan perwakilan mahasiswa. 

Sentimen: positif (100%)