POJOKSATU.id, BANDUNG – Polda Jabar menetapkan pengemudi Audi A8 hitam, Sugeng Guruh Utama, sebagai tersangka atas tewasnya mahasiswi Selvi Amalia Nuraeni di Cianjur pada Jumat (20/1) lalu.

Penetapan tersangka kepada pengemudi mobil Audi A8 hitam ini berdasarkan hasil pemeriksaan saksi hingga pemeriksaan labfor dan inafis.

“Ini merupakan pembuktian secara normatif dan prosedural sesuai dengan penyidikan kasus lakalantas,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo, Sabtu (28/1/2023).

“Ditetapkan tersangka atas nama Sugeng Guruh Utama Legiman,” tuturnya.

Kombes Ibrahim mengatakan pelaku berusaha melarikan diri. Ibrahim memastikan pihaknya saat ini tengah berupaya melakukan penangkapan.

-

Mobil Audi A8 yang Tabrak Mahasiswi Cianjur Gunakan Pelat Palsu, Penumpangnya 4 Orang

“Tersangka ini ada upaya melarikan diri. Kami berupaya melakukan penangkapan,” kata dia.

Pengakuan Sopir Audi A8 Hitam

Pengemudi sedan Audi A8 hitam, Sugeng Guruh Utama, membuat pengakuan bahwa bukan dia yang menabrak Selvi Amelia di Cianjur pada Jumat (20/1) lalu.

Pengemudi Audi A8 hitam, Sugeng Guruh Utama, mengaku baru bekerja satu minggu lamanya.

Sugeng Guruh membantah tuduhan pihak kepolisian bahwa dirinya yang menabrak Selvi di ruas Jalan Raya Bandung, Jumat (20/1/2023).

-

Hasil Olah TKP Sedan Audi A8 Tabrak Selvi Amalia, Polisi Ungkap Hal Mengejutkan

Namun dia mengaku saat terjadi laka lantas itu, Sugeng berada di lokasi.

Menurutnya, kronologi kejadian itu bermula dia melihat dua mobil berada di depan mobil yang dikendarainya. Kemudian seorang perempuan memakai sepeda motor oleh seperti akan terjatuh.

“Dalam hitungan detik, saya spontan menghindar ke kiri dan di belakang saya ada maju tanpa berhenti,” kata Sugeng kepada wartawan di Cianjur, Jumat (27/1/2023).

Dia juga sempat memperlambat kendaraannya karena mendengar suara.

“Maksud saya ingin memeriksa karena saya adalah driver dan mobil menjadi tanggung jawab saya,” ujar dia.

Tidak hanya itu, Sugeng Guruh juga membantah bahwa keberadaan kendarannya menerobos atau penyusup iring-iringan kendaraan polisi.

“Saya ikut masuk iring-iringan bukan menerobos atau memaksa merangsek masuk. Itu semua atas sepengetahuan bapak, suami daripada ibu bos saya yang saya bawa. Saya sebagai pengemudi,” ujarnya. (ikror/pojoksatu)