Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pemilu 2019, Rezim Orde Baru, Pemilu 2014
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Senayan
Tokoh Terkait
Jalan PAN Biar Tetap Eksis di Parlemen
Merahputih.com Jenis Media: News
Merahputih.com - Partai Amanat Nasional (PAN) bersiap mengikuti Pemilu 2024. Partai yang lahir di era reformasi pasca tumbangnya rezim Soeharto, beberapa kali mengalami konflik internal.
PAN mendeklarasikan diri pada 23 Agustus 1998 di Istora Senayan Jakarta, kini ditinggal Amien Rais, yang beralih mendirikan Partai Ummat.
Baca Juga:
6 Partai Lokal Aceh yang akan Berlaga di Pemilu 2024
Sebagai partai yang lahir di penghujung era Orde Baru, cita-cita PAN saat itu ialah mengusung semangat Indonesia baru untuk menggantikan nuansa pemerintahan otoriter yang kental pada zaman orba.
Pada awal berdirinya, PAN lekat sebagai partai warga Muhammadiyah, karena Amien Rais yang pada 1995-1998 menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Namun, PAN mengklaim bahwa partainya pada dasarnya terbuka pada kelompok mana pun.
Sejak berdiri hingga saat ini, kursi Ketua Umum PAN baru diduduki oleh empat tokoh. Amien Rais menjadi sosok pertama yang menempati jabatan tersebut. Ia memimpin PAN sejak awal berdiri hingga April 2005.
Selanjutnya, kursi kekuasaan tertinggi PAN dilimpahkan ke Soetrisno Bachir selama April 2005 hingga Januari 2010. Pasca Soetrisno Bachir, giliran Hatta Rajasa yang jadi Ketua Umum PAN.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini memimpin PAN selama Januari 2010 sampai Maret 2015.
Setelahnya, estafet kepemimpinan diserahkan ke Zulkifli Hasan. Menteri Kehutanan di Kabinet Indonesia Bersatu II itu menjabat sebagai Ketua Umum PAN sejak Maret 2015 hingga kini.
Dari satu periode pemilihan umum (pemilu) ke pemilu lainnya, suara PAN cenderung naik turun. Di pemilu pertamanya di tahun 1999, PAN mendapat 7.528.956 atau 7,1 persen suara. Ini setara dengan 34 kursi DPR RI.
Lalu, di Pemilu 2004, perolehan suara PAN sedikit turun menjadi 7.303.324 atau 6,4 persen. Angka ini dikonversikan menjadi 53 kursi DPR.
Pada Pemilu 2009, suara PAN kembali turun yakni 6.254.580 atau 6 persen suara, yang dikonversikan menjadi 43 kursi DPR RI.
Sementara, di Pemilu 2014, PAN mengantongi 9.481.621 atau 7,59 persen suara. Angka ini naik sehingga kursi PAN di DPR bertambah jadi 48.
Terakhir, di Pemilu 2019, suara PAN sedikit naik, namun persentasenya turun yakni 9.572.623 atau 6,84 persen suara. Angka ini dikonversikan menjadi 44 kursi DPR RI. Nah, kini PAN mendapatkan nomor urut 12 untuk Pemilu 2024.
Sekjen PAN Eddy Soeparno optimistis partainya akan meraih 65 kursi di DPR pada Pemilu 2024 mendatang. Atau lebih banyak dalam sejarah mereka berdiri.
Edy Soeparno mengatakan, persiapan PAN menyambut Pemilu 2024 jauh lebih matang dibandingkan Pemilu 2019.
"Kami sudah menyelesaikan proses rekrutmen saksi, rekrutmen pencalegannya juga jauh lebih dini, dan jauh lebih siap. Serta kita optimistis bahwa target yang sudah dicanangkan itu bisa dicapai," ujar Eddy Soeparno.
Ia mengklaim, siap menghadapi bertarung secara sehat dan mencerdaskan bangsa. PAN mengklaim menolak politik identitas yang menyatukan kalangan elite namun memecah belah masyarakat seperti yang terjadi pada pemilu 2019 silam.
"Jangan sampai kita masuk ke dalam lubang yang sama 2 kali. Ayo kita membangun momentum 2024 ini menjadi momentum terbaik para pemilih. Pemilu yang mencerahkan dan mencerdaskan bangsa," tegas Eddy.
PAN masukpada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk mendongkrak suara dan tengah menyiapkan nama yang akan diusung untuk bertarung di Pilpres 2024.
Dalam berbagai hasil survei, PAN diprediksi tidak bisa lolos ambang batas parlemen. Bahkan, suara partai ini cenderung mengalami penurunan yang signifikan. (Asp)
Baca Juga:
Partai Demokrat Resmi Dukung Anies Baswedan Maju Pilpres 2024
Sentimen: positif (99.4%)