AYOBOGOR.COM -- Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango atau TNGGP, Agus Deni mengatakan, pendakian masih ditutup.

Penutupan pendakian Gunung Gede Pangrango ini dilakukan sejak peristiwa gempa Cianjur. Namun sembilan orang pendaki asal Jakarta malah nekat melakukan pendakian secara ilegal.

"Mereka naik tanpa izin dan melanggar prosedur karena sejak gempa 5.6 magnitudo melanda Cianjur, pendakian ditutup sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan," ujarnya dilansir dari Suara.com.

Baca Juga: Toyota Tunjuk CEO Baru, Benarkah Akan Fokus Produksi Mobil Listrik?

Sejumlah jalur pendakian dan bibir kawan Gunung Gede retak akibat gempa tersebut. Karena kondisi ini, pendakian ditutup untuk menghindari hal yang tidak diinginkan menimpa pendaki.

Sembilan orang pendaki yang melanggar aturan pendakian mendapatkan pembinaan langsung dari Kepala Balai Besar TNGGP Sapto Aji Prabowo dan Kepala Bidang PTN Wilayah Cianjur, Diah Ourani.

Saat ini sembilan pendaki tersebut masuk dalam daftar hitam dan dilarangan untuk mendaki Gunung Gede Pangrango selama dua tahun.

Sebelumnya, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sembilan orang pendaki asal Jakarta yang dilaporkan hilang kontak setelah dua hari melakukan pendakian ke Gunung Gede-Pangrango, melalui jalur Ciputri, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat.

Baca Juga: Lowongan Kerja BRI 2023, Simak Syarat dan Dokumen yang Harus Dipersiapkan!

Kepala Kantor SAR Bandung, Jumaril mengatakan, pihaknya mendapat laporan ada sembilan pendaki yang terdiri dari 5 perempuan dan 4 pendaki asal Jakarta yang hilang kontak sejak melakukan pendakian, Senin 23 Januari 2023, yang seharusnya hanya satu hari.

Akhirnya rombongan pendaki asal Jakarta ditemukan. Mereka terlambat turun karena seorang diantaranya mengalami kaki terkilir dan dua orang mengalami kedinginan atau hipotermia, sehingga tidak dapat melanjutkan perjalanan turun.