Sentimen
Negatif (100%)
26 Jan 2023 : 23.00
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Pesanggrahan, Angke, Cipinang

Loyalis Anies Sebut Proyek Sodetan Kali Ciliwung Mangkrak di Era Ahok

27 Jan 2023 : 06.00 Views 3

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Loyalis Anies Sebut Proyek Sodetan Kali Ciliwung Mangkrak di Era Ahok

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) era Anies Baswedan, Tatak Ujiyati  membantah sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) mangkrak enam tahun era Anies.

Dia menjelaskan, pembangunan sedotan kali tersebut dimulai tahun 2013 silam. 

Namun, pembangunan sodetan berhenti pada 2015 karena gugatan warga. Saat itu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kata dia melawan di pengadilan yang membuat pembangunan mangkrak.

“Ahok melawan di pengadilan, akhirnya pembangunanpun mangkrak,” ucap loyalis Anies ini dalam unggahannya di Twitter, Kamis, (26/1/2023).

Lanjut kata dia, pada 2019 Anies cabut kasasi, terima tuntutan warga. Hingga akhirnya proyek bisa jalan kembali 2021. 

“Sengketa pembebasan tanah berjalan lama di pengadilan. Warga dan Pemprov DKI jaman Ahok tak ada yang mau kalah sehingga proyek sodetan mangkrak. Justru Anies yang mengalah dengan mencabut gugatan kasasi sehingga proyek bisa kembali jalan,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa penanganan banjir di Jakarta harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. 

Setelah di hulu pemerintah membangun Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, di hilir pemerintah tengah menyelesaikan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).

“Sebentar lagi akan selesai. Ini mungkin April insyaallah sudah selesai,” ujar Presiden dalam keterangannya usai meninjau langsung proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke KBT, Jakarta,  Selasa (24/01/2023).

Presiden pun optimis proyek yang sempat terhenti selama enam tahun tersebut akan rampung tepat waktu. Menurut Presiden, masalah pembebasan lahan yang membuat proyek sodetan Kali Ciliwung terhenti sudah diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Ini kemarin 1,5 bulan telah dibebaskan lahan di sini sehingga bisa dimulai lagi pengeborannya,” ungkap Presiden.

Presiden juga meyakini pembangunan sodetan Kali Ciliwung tersebut akan sangat membantu mengurangi debit banjir di Jakarta. Berdasarkan data yang diterima, sodetan Kali Ciliwung akan mengurangi hingga 33 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga empat. Sedangkan pada saat status banjir siaga satu, sodetan ini dapat mengurangi hingga 63 meter kubik per detik.

“Ini kalau nanti sudah berfungsi, sangat mengurangi banjir yang ada di Jakarta,” tutur Presiden.

Tidak hanya sodetan, Presiden menyebut penanganan banjir di Jakarta juga harus diikuti dengan proyek lainnya yang dapat membantu penanggulangan banjir di Jakarta. Mulai dari penyiapan pompa-pompa air hingga normalisasi sungai-sungai di Jakarta.

“Urusan pompa yang ada di sungai-sungai dan juga urusan normalisasi Ciliwung, normalisasi 12 sungai yang ada Mookervart, Kali Pesanggrahan, Kali Angke, Kali Cipinang, dan lain-lainnya juga harus dinormalisasi kalau kita ingin Jakarta tidak banjir,” ucap Presiden.

“Plus yang di utara banjir rob baik dengan tanggul laut maupun dengan giant sea wall itu juga saya sudah perintahkan ke Gubernur DKI,” tandasnya

Diketahui, sodetan Kali Ciliwung merupakan satu kesatuan dengan Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, serta sistem kanal banjir lainnya. Pembangunan sodetan ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh pemerintah untuk mengendalikan banjir di wilayah DKI Jakarta.

“Sebenarnya ini proyek lanjutan yang dulu pernah berjalan di 2013 sampai dengan 2016, kemudian berhenti karena masalah pembebasan lahan,” ujar Manajer Proyek Sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT), Farida Maharani.

Menurut Farida, saat ini progres pembangunan sodetan tersebut sudah mencapai 77 persen. Presiden Joko Widodo sendiri optimistis bahwa proyek sodetan tersebut bisa rampung dan beroperasi pada April 2023.

Presiden Jokowi melakukan peninjauan di tiga titik, yakni inlet Kali Ciliwung di Jalan Otista, titik pertemuan (arriving shaft) di Jalan Otista III, dan titik outlet di Kanal Banjir Timur (KBT). Total panjang terowongan sodetan Kali Ciliwung menuju KBT ini mencapai 1,2 kilometer dan saat ditinjau tengah dilakukan pengerjaan dari inlet menuju arriving shaft sepanjang 590 meter.

“Pengerjaan dari inlet ke arriving shaft itu 590 meter dan ini termasuk yang terpanjang di dunia,” lanjut Farida.

Sodetan Kali Ciliwung memiliki dua terowongan dengan diameter masing-masing 3,5 meter. Kehadiran sodetan tersebut akan mengurangi debit air hingga 33 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga empat dan 63 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga satu.

Dalam kesempatan terpisah, Pj. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan bahwa penanganan banjir di Jakarta akan dilakukan menyeluruh, termasuk normalisasi sungai lainnya. Semuanya akan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kajian dari berbagai aspek.

“Kita bertahap, kalau Kali Angke kan sudah beberapa tahun yang lalu sekitar 2007 sampai 2010 sudah dinormalisasi. Berikutnya tinggal sekarang normalisasi Kali Ciliwung, tentunya bertahap ya tidak sekaligus, termasuk waktu, beban sosial, dan tahap berikutnya yang sedang dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air adalah yang kemarin kita lihat tanggul pantai, kira-kira itu,” jelas Heru.

Turut mendampingi Presiden Jokowi saat meninjau proyek sodetan Kali Ciliwung tersebut yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar. (selfi/fajar)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) era Anies Baswedan, Tatak Ujiyati  membantah sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) mangkrak enam tahun era Anies.

Dia menjelaskan, pembangunan sedotan kali tersebut dimulai tahun 2013 silam. 

Namun, pembangunan sodetan berhenti pada 2015 karena gugatan warga. Saat itu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kata dia melawan di pengadilan yang membuat pembangunan mangkrak.

“Ahok melawan di pengadilan, akhirnya pembangunanpun mangkrak,” ucap loyalis Anies ini dalam unggahannya di Twitter, Kamis, (26/1/2023).

Lanjut kata dia, pada 2019 Anies cabut kasasi, terima tuntutan warga. Hingga akhirnya proyek bisa jalan kembali 2021. 

“Sengketa pembebasan tanah berjalan lama di pengadilan. Warga dan Pemprov DKI jaman Ahok tak ada yang mau kalah sehingga proyek sodetan mangkrak. Justru Anies yang mengalah dengan mencabut gugatan kasasi sehingga proyek bisa kembali jalan,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa penanganan banjir di Jakarta harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. 

Setelah di hulu pemerintah membangun Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, di hilir pemerintah tengah menyelesaikan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).

“Sebentar lagi akan selesai. Ini mungkin April insyaallah sudah selesai,” ujar Presiden dalam keterangannya usai meninjau langsung proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke KBT, Jakarta,  Selasa (24/01/2023).

Presiden pun optimis proyek yang sempat terhenti selama enam tahun tersebut akan rampung tepat waktu. Menurut Presiden, masalah pembebasan lahan yang membuat proyek sodetan Kali Ciliwung terhenti sudah diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Ini kemarin 1,5 bulan telah dibebaskan lahan di sini sehingga bisa dimulai lagi pengeborannya,” ungkap Presiden.

Presiden juga meyakini pembangunan sodetan Kali Ciliwung tersebut akan sangat membantu mengurangi debit banjir di Jakarta. Berdasarkan data yang diterima, sodetan Kali Ciliwung akan mengurangi hingga 33 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga empat. Sedangkan pada saat status banjir siaga satu, sodetan ini dapat mengurangi hingga 63 meter kubik per detik.

“Ini kalau nanti sudah berfungsi, sangat mengurangi banjir yang ada di Jakarta,” tutur Presiden.

Tidak hanya sodetan, Presiden menyebut penanganan banjir di Jakarta juga harus diikuti dengan proyek lainnya yang dapat membantu penanggulangan banjir di Jakarta. Mulai dari penyiapan pompa-pompa air hingga normalisasi sungai-sungai di Jakarta.

“Urusan pompa yang ada di sungai-sungai dan juga urusan normalisasi Ciliwung, normalisasi 12 sungai yang ada Mookervart, Kali Pesanggrahan, Kali Angke, Kali Cipinang, dan lain-lainnya juga harus dinormalisasi kalau kita ingin Jakarta tidak banjir,” ucap Presiden.

“Plus yang di utara banjir rob baik dengan tanggul laut maupun dengan giant sea wall itu juga saya sudah perintahkan ke Gubernur DKI,” tandasnya

Diketahui, sodetan Kali Ciliwung merupakan satu kesatuan dengan Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, serta sistem kanal banjir lainnya. Pembangunan sodetan ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh pemerintah untuk mengendalikan banjir di wilayah DKI Jakarta.

“Sebenarnya ini proyek lanjutan yang dulu pernah berjalan di 2013 sampai dengan 2016, kemudian berhenti karena masalah pembebasan lahan,” ujar Manajer Proyek Sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT), Farida Maharani.

Menurut Farida, saat ini progres pembangunan sodetan tersebut sudah mencapai 77 persen. Presiden Joko Widodo sendiri optimistis bahwa proyek sodetan tersebut bisa rampung dan beroperasi pada April 2023.

Presiden Jokowi melakukan peninjauan di tiga titik, yakni inlet Kali Ciliwung di Jalan Otista, titik pertemuan (arriving shaft) di Jalan Otista III, dan titik outlet di Kanal Banjir Timur (KBT). Total panjang terowongan sodetan Kali Ciliwung menuju KBT ini mencapai 1,2 kilometer dan saat ditinjau tengah dilakukan pengerjaan dari inlet menuju arriving shaft sepanjang 590 meter.

“Pengerjaan dari inlet ke arriving shaft itu 590 meter dan ini termasuk yang terpanjang di dunia,” lanjut Farida.

Sodetan Kali Ciliwung memiliki dua terowongan dengan diameter masing-masing 3,5 meter. Kehadiran sodetan tersebut akan mengurangi debit air hingga 33 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga empat dan 63 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga satu.

Dalam kesempatan terpisah, Pj. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan bahwa penanganan banjir di Jakarta akan dilakukan menyeluruh, termasuk normalisasi sungai lainnya. Semuanya akan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kajian dari berbagai aspek.

“Kita bertahap, kalau Kali Angke kan sudah beberapa tahun yang lalu sekitar 2007 sampai 2010 sudah dinormalisasi. Berikutnya tinggal sekarang normalisasi Kali Ciliwung, tentunya bertahap ya tidak sekaligus, termasuk waktu, beban sosial, dan tahap berikutnya yang sedang dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air adalah yang kemarin kita lihat tanggul pantai, kira-kira itu,” jelas Heru.

Turut mendampingi Presiden Jokowi saat meninjau proyek sodetan Kali Ciliwung tersebut yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar. (selfi/fajar)

Sentimen: negatif (100%)