Sentimen
Negatif (93%)
21 Jan 2023 : 00.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tokyo

Kasus: covid-19, pengangguran, Bom bunuh diri

Tokoh Terkait

Penyebab Angka Bunuh Diri di Jepang Meningkat dalam 13 Tahun Terakhir

21 Jan 2023 : 00.32 Views 3

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Penyebab Angka Bunuh Diri di Jepang Meningkat dalam 13 Tahun Terakhir

MerahPutih.com - Angka bunuh diri di Jepang pada 2022 meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh peningkatan kasus di kalangan pria, kenaikan pertama dalam 13 tahun terakhir, menurut data awal pemerintah, seperti dikutip Kyodo, Jumat (20/1).

Kematian di kalangan pria naik 604 menjadi 14.543 kasus, sehingga jumlah total kasus bunuh diri di negara tersebut mencapai 21.584 atau naik 577 dari tahun sebelumnya. Bahkan, angka bunuh diri terus meningkat selama beberapa tahun terakhir saat pandemi COVID-19.

Baca Juga

Komisi III DPR akan Panggil BNPT Terkait Bom Bunuh Diri Astanaanyar

"Bunuh diri di kalangan laki-laki berusia 40-an hingga 60-an, serta warga pensiunan dan pengangguran mengalami kenaikan mencolok," ucap pejabat Kementerian Kesehatan Jepang.

"Bunuh diri oleh orang-orang terkenal mungkin juga memiliki dampak," sambungnya.

Sementara itu, kasus bunuh diri oleh wanita turun 27 menjadi 7.041 kasus, namun angka tersebut masih sekitar 1.000 lebih tinggi dibandingkan jumlah kasus sebelum pandemi.

Angka akhir, yang dirilis pada Maret setiap tahunnya, cenderung meningkat dari angka awal.

Jumlah bunuh diri di Jepang terus menurun selama 10 tahun berturut-turut hingga 2019 dan mencapai 20.169 kasus. Namun, angka ini kembali naik dan bertahan tinggi sejak pandemi dimulai pada 2020.

Baca Juga

Polisi Periksa 3 Anggota Keluarga Pelaku Bom Bunuh Diri Astanaanyar

Bunuh diri di kalangan pengangguran pada 2022 meningkat hingga dua kali lipat mencapai 1.038 orang, sementara bunuh diri di kalangan orang-orang yang hidup dari dana pensiun atau tunjangan pekerjaan naik 705 menjadi 5.347.

Alasan yang paling sering diberikan adalah isu kesehatan, mencapai 11.125 orang, disusul dengan 4.241 orang yang terindikasi memiliki masalah keluarga.

"Inflasi dan ekonomi yang memburuk disebabkan oleh pelemahan yen mungkin memiliki dampak," kata Chiyo Igarashi, profesor ilmu kesehatan di Universitas Teknologi Tokyo yang juga pakar pencegahan bunuh diri.

Ada kebutuhan untuk mengatasi kekurangan perawat dan dokter di perusahaan-perusahaan kecil hingga menengah, tambahnya.

Sementara itu, jumlah bunuh diri di antara siswa-siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas turun tiga kasus menjadi 441.

Data ini dikumpulkan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan berdasarkan statistik bunuh diri yang dirilis oleh Kepolisian Nasional. (*)

Baca Juga

Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Aipda Sofyan Korban Tewas Bom Bunuh Diri Astanaanyar

Sentimen: negatif (93.8%)