Muncul Tanda-tanda Ekonomi RI Melambat, Tanda Resflasi?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia kini dihantui ancaman resflasi, yaitu resesi ekonomi sekaligus inflasi yang tinggi. Indonesia tidak akan bisa lepas dari tekanan apabila hal tersebut terjadi.
Bagaimana ramalan ekonomi Indonesia ke depan?
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tiga kuartal berturut-turut berhasil merealisasikan pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Kendati demikian, meskipun ada perhelatan KTT G20, natal dan tahun baru (Nataru) pada kuartal IV-2022, ekonomi tanah air diperkirakan akan tumbuh melambat.
Seperti diketahui, pada kuartal I-2022 ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% (year on year), kemudian pada kuartal II-2022 ekonomi tumbuh 5,44% (yoy), dan pada kuartal III-2022 kembali meningkat, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,72% (yoy).
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada Kuartal IV-2022 diperkirakan akan melambat.
"Pertumbuhan ekonomi pada Kuartal IV-2022 diperkirakan pada kisaran 5,1% hingga 5,3%," jelas Iskandar kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (22/11/2022).
Sehingga keseluruhan tahun 2022, pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 5,2% hingga 5,3%. Hal tersebut seperti yang ditargetkan pemerintah di dalam Undang-Undang APBN 2022.
Adapun kata Iskandar, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 disebabkan adanya panen musim tanam di sektor pertanian, serta adanya pola musiman belanja akan meningkat menjelang natal dan tahun baru.
"Juga karena dampak dari perhelatan KTT G20 dan pola musiman pengeluaran pemerintah akan meningkat pada Kuartal IV," ujarnya.
Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada Kuartal IV-2022 akan sedikit melambat dibandingkan Kuartal III-2022.
"Karena secara musiman aktivitas ekonomi lebih melandai dibandingkan tiga kuartal sebelumnya. Perkiraan sekitar 5% sampai 5,5%," jelas David.
Adapun perhelatan KTT G20 di Bali menurut David tidak akan terlalu signifikan memberikan kontribusi kepada perekonomian tanah air. Namun, kemungkinan akan berkontribusi besar kepada pertumbuhan ekonomi secara regional di Bali.
"Porsi ekonomi Bali terhadap ekonomi nasional kecil hanya 1,2%. Jadi KTT G20 tidak terlalu berdampak ke ekonomi nasional," kata David lagi.
Senada dengan David, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan lebih lambat dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 akan di bawah 5%.
Pertumbuhan yang mencapai di bawah 5% pada kuartal IV-2022 tersebut disebabkan Indonesia masih akan dibayangi dengan inflasi yang tinggi.
"Jadi bisa di bawah 5%. Tapi keseluruhan di 2022 ini masih memungkinkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%," tutur David.
Pun, perhelatan KTT G20 tidak berdampak signifikan kepada ekonomi nasional secara keseluruhan. "Acara KTT G20 dampaknya besar di Bali saja. Kalau ke nasional tidak terlalu banyak secara langsung," tuturnya.
[-]
-
'Hantu' Resflasi Muncul, RI Waspada Kena Getahnya!(cap/mij)
Sentimen: netral (99.2%)