Sentimen
Positif (50%)
21 Jan 2023 : 06.51
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Partai Terkait

Bela Cak Nun, Amien Rais: Ambil Saja Pesan Moralnya, Tidak Perlu Dilaporkan ke Polisi

21 Jan 2023 : 13.51 Views 2

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Bela Cak Nun, Amien Rais: Ambil Saja Pesan Moralnya, Tidak Perlu Dilaporkan ke Polisi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais angkat bicara di tengah viralnya pernyataan Budayawan, Cak Nun atau Emha Ainun Najib yang menuai kontroversi.

Dia mengatakan, Al-Quran sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW sejatinya merupakan rangkaian kesatuan dengan wahyu yang telah diturunkan kepada nabi-nabi Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan keturunan mereka demikian juga kepada Musa Isa dan para nabi yang lain.

Dia menjelaskan, pada hakikatnya semua manusia adalah kaum muslimin, kaum yang berserah diri kepadanya.

Yang menarik untuk dicamkan kata dia bahwa nabi atau rasul yang paling banyak disebut dalam Alquran adalah Nabi Musa sebanyak 136 kali, sementara tokoh paling kejam biadab adalah raja yang melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya yakni Firaun disebut sebanyak 136 kali juga.

“Menarik untuk kita ingat bahwa Musa dan konflik, kontraksi diantara keduanya serta tarung argumentasi antara mereka disebutkan dalam 20-an surat yang panjang dan yang pendek disebutkan misalnya dalam surat-surat yang panjang seperti Al-Baqarah, Ali Imran, Al-a'raf, Al Anfal, Yunus, Hut, Ibrahim maupun yang pendek seperti sejumlah ciri kekuasaan Firaun yang dapat dijadikan Ibrah atau pelajaran sejarah,” katanya dalam kanal YouTube-nya, Kamis, (19/1/2023).

Menurutnya ini menjadi pelajaran moral juga bagi siapa saja penguasa yang kebetulan dipinjami sesuai kekuasaan dunia oleh Allah swt.

Lanjut kata dia, kekuasaan yang pertama secara sistematik dan absolut, Firaun memecah belah penduduknya dengan menindas sebagian rakyatnya.

“Menyembelih bayi laki-laki dan membiarkan hidup bayi perempuan dari kalangan Bani Israil. sungguh Firaun termasuk golongan yang membuat kerusakan di muka bumi ini,” ucapnya.

Lanjut kata dia, Firaun membangun kesatuan elit dengan menghimpun kekuatan elit politik untuk melestarikan kekuasaannya yang zalim dan biadab. Jadi Firaun mewakili elit politik sekaligus juga elit militer, Qorun mewakili elit ekonomi dan Haman mewakili elit technografik. 

Qorun berasal dari Bani Israil seperti halnya Musa, tetapi dan berhasil menjadi makhluk yang paling kaya di zamannya. 

Al-Qur'an mengibaratkan, saking banyaknya kunci-kunci gudang kekayaannya sehingga tujuh lelaki dewasa bersama-sama tidak akan sanggup memikulnya.

Sementara Haman pernah disuruh Firaun membangun Menara setinggi mungkin supaya Firaun dapat memanjat menara itu untuk melihat apakah ada Tuhan di langit.

“Bahkan ada cerita yang mengatakan, ia akan membawa panah dan akan memanah Tuhan,” ujar Mantan Ketua MPR RI ini.

“Demikianlah Firaun yang bodoh sebodoh-bodohnya tetap bisa mencengkeram kekuasaan karena persekongkolan jahat pada zamannya,” tambahnya.

Ketiga kata pendiri PAN ini, ketakaburan, kesombongan dan kejumawaan Firaun memuncak sampai-sampai menyatakan tidak ada Tuhan kecuali dirinya.

Dia mengatakan, tokoh yang mabuk kekuasaan dunia sudah gegar otaknya sehingga bukan saja ia playing god, bermain seperti Tuhan, tapi berani mengklaim dialah sesungguhnya menjadi Tuhan yang paling tinggi.

Keempat, Firaun memelihara ratusan tukang sihir yang berfungsi sebagai penggerak dan paneror rakyatnya sekaligus semacam buzzers yang dapat bayaran tinggi.

Lanjut Amien Rais, para penyihir yang menjadi pola dupak, penjilat dan buzzers murahan itu memang bertanya pada Firaun menjelang pertarungan. Ratusan tukang sihir itu melawan Musa.

Hal ini kata dia sesungguhnya terjadi juga sampai zaman sekarang. Banyak berhubung kekuasaan yang absolut, menjilat kemudian meminta imbalan.

“Kira-kira mereka akan dapat berziweran di istana, diberi harga dirinya oleh Qorun waktu itu ya dan hidup Nista sepanjang masa,” ucapnya.

Pemerintahan Firaun kata dia menggunakan sistem penindasan yang biadab dan eksploitasi yang demikian tidak manusiawi.

Dia juga menyebut, Firaun paling benci apabila melihat ada pendapat berbeda di kalangan rakyatnya. 

“Bisa sangat bengis dan kejam, dia (Firaun) memotong kaki dan tangan secara menyilang dan menyalip ratusan tukang sihir di tiang salib. Mengapa karena akhirnya berbeda pendapat dengan Firaun. Karena para tukang sihir itu juga menerima agama tauhid diajarkan oleh Musa dan Harun,” tambahnya.

Lebih jauh dia mengaitkannya dengan pernyataan Cak Nun yang menurut bisa dijadikan pelajaran.

“Ambil saja pesan moralnya. Jika ada yang menghujat kita dengarkan begitu pula, jika ada yang bersimpati, kita juga dengarkan, jadi ada baiknya tidak usah dilaporkan ke polisi karena kalau sedikit-sedikit masalah di laporkan ke polisi, saya khawatir nanti rakyat tidak berani lagi mengekspresikan pendapatnya gara-gara sudah bungkam ketakutan. Nah mungkin lonceng kematian demokrasi bertentang makin keras kalau hal ini terus saja berjalan tanpa henti namun Insya Allah tidak sampai ke sana,” tandasnya. (selfi/fajar)

Sentimen: positif (50%)