Sentimen
Positif (100%)
20 Jan 2023 : 20.28
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Senayan, Lombok

Tokoh Terkait

Bamsoet Sebut UMKM Jadi Pilar Penting Perekonomian Nasional

20 Jan 2023 : 20.28 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Bamsoet Sebut UMKM Jadi Pilar Penting Perekonomian Nasional
Jakarta -

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum FKPPI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) membuka acara 'Gerak Kreatif UMKM' dengan tema 'Kolaborasi Jagoan Lokal'. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha dan Wiraswasta FKPPI (HIPWI FKPPI) di Senayan Park.

Ratusan UMKM dari berbagai daerah yang mengikuti acara ini, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Hingga Kalimantan Selatan. Produk yang ditampilkan mulai dari batik, batu Kalimantan, hingga mutiara Lombok. Event ini pun menjadi wadah aktualisasi dari pelaku UMKM lokal serta merepresentasikan semangat kerja sama dan kebersamaan.

"Mengedepankan kolaborasi yang inklusif dan merangkul segenap pemangku kepentingan, acara 'Gerak Kreatif UMKM' juga disemarakkan oleh kegiatan donor darah, talk show, bazaar produk, live music, kompetisi live dance, mini konser anak kolong, dan berbagai pagelaran budaya Indonesia lainnya," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (20/1/2023).

-

-

"Event ini membuktikan bahwa HIPWI FKPPI selalu hadir dan menjadi bagian dari solusi, serta menjadi mitra strategis pemerintah, khususnya dalam mendorong geliat perekonomian rakyat," tambahnya.

Bamsoet menerangkan keberadaan UMKM menjadi pembangun perekonomian yang selaras dengan amanat konstitusi pasal 33 ayat 4. Di mana salah satu aspek fundamental yang mendasari penyelenggaraan perekonomian nasional adalah prinsip kemandirian.

Lebih lanjut, Bamsoet menyebut UMKM telah menjadi tulang punggung dan pilar penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dicerminkan dengan adanya 99 persen dari keseluruhan unit usaha yang ada di Indonesia bergerak di sektor UMKM.

Kemudian, UMKM menyerap 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional dan berkontribusi 60,5 persen terhadap PDB.

"Berdasarkan laporan ASEAN Investment Report yang dirilis pada September 2022, kita boleh berbangga bahwa di kawasan ASEAN, Indonesia memiliki UMKM terbanyak dengan jumlah sekitar 65,5 juta," ungkapnya.

"Jauh lebih besar dibandingkan Thailand yang memiliki 3,1 juta UMKM, Malaysia sebanyak 1,2 juta UMKM, dan negara-negara ASEAN lainnya yang hanya memiliki ratusan ribu atau bahkan puluhan ribu UMKM," lanjutnya.

Ia pun menyebutkan dari aspek serapan tenaga kerja, UMKM Indonesia mampu menyerap 97 persen tenaga kerja nasional. Di sisi lain, UMKM di negara-negara lainnya hanya memiliki daya serap tenaga kerja pada kisaran 35 hingga 85 persen saja.

Namun, besarnya kuantitas dan daya serap tenaga di UMKM di Indonesia, jika dibandingkan dengan aspek kinerjanya, maka Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara ASEAN lainnya. Misalnya, Myanmar yang dari aspek kuantitas hanya memiliki 73 ribu UMKM saja, tetapi kontribusi terhadap PDB mencapai 69,3 persen.

"Dari aspek kinerja ekspor, UMKM Indonesia juga hanya berkontribusi sekitar 14,4 persen dari nilai total ekspor nasional, masih tertinggal dari kontribusi ekspor UMKM Singapura sebesar 38,3 persen, Thailand sebesar 28,7 persen, atau Myanmar sebesar 23,7 persen," jelasnya.

"Kondisi ini mengisyaratkan bahwa kinerja dan kontribusi sektor UMKM masih perlu dioptimalkan. Salah satunya melalui langkah transformasi digital," sambungnya.

Kemudian, Bamsoet menambahkan hingga Juni 2022, sekitar 19,5 juta pelaku UMKM di Indonesia telah memiliki platform digital. Akan tetapi, angka tersebut baru merepresentasikan sekitar 30,4 persen dari total UMKM yang ada.

Oleh sebab itu, langkah-langkah dan strategi untuk membangun literasi digital harus menjadi prioritas bagi pelaku UMKM. Bahkan, target 30 juta UMKM yang go digital di tahun 2024 mendatang ditingkatkan menjadi 50 juta UMKM jika diperlukan.

"Fakta menunjukkan bahwa transformasi digital memiliki dampak positif dalam mendongkrak kinerja perekonomian UMKM. Misalnya, pemanfaatan media online dapat meningkatkan peluang 2,1 kali lebih besar untuk menjual produk UMKM pada skala nasional dan 4,6 kali lebih besar untuk peluang ekspor," ucapnya.

"Diperkirakan dengan strategi yang tepat dan optimal, jika Indonesia mampu meningkatkan literasi digital UMKM dari 20 persen menjadi 50 persen pada tahun 2024, maka proyeksi peningkatan ekonomi yang dihasilkan akan dapat mencapai 38 miliar dolar AS atau sekitar Rp 546,5 triliun," pungkasnya.

Sebagai informasi, turut hadir dalam acara ini Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Syaifullah, Wakil Ketua Umum FKPPI Dudhie Makmun Murod, Didit Haryadi, Paban IV/Komsos Staf Teritorial TNI Kolonel Inf Jacky Ariestanto.

Selain itu, juga hadir Katim Korbinmas Baharkam Polri Kombes Pol Iwan Setyawan, Ketua Umum HIPWI FKPPI Toro Sudarmadi, Sekretaris Jenderal HIPWI FKPPI Rubi Setianusa, dan Ketua Panitia Gerak Kreatif UMKM Greez Numberi.

(fhs/ega)

Sentimen: positif (100%)