Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bekasi, Riyadh
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Pede, Luhut Soal ‘Pensiun’ Impor Bahan Bakar Fosil: 2045 Kami Bisa Produksi 100 Ton Minyak Sawit
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan percaya diri, Indonesia bisa ‘pensiun’ impor bahan bakar fosil pada 2045 mendatang. Sandaran keyakinan ini, kata Luhut muncul lantaran riset yang saat ini sedang dijalankan.
Dia mengatakan, bahan bakar fosil bisa diganti dengan komoditas minyak kelapa sawit. Sedang kata Luhut, per 2045 nanti Indonesia bisa memproduksi sendiri alternatif ini sebanyak 100 juta ton.
"Kita sedang riset soal minyak kelapa sawit, karena kami percaya pada 2045 kami bisa produksi sekitar 100 juta ton minyak sawit,” kata dia, dikutip dari Antara, Jumat, 20 Januari 2023.
“30 persennya akan diarahkan untuk pangan dan sisa 70 persennya, kita bisa lakukan riset dan kita bisa bikin etanol. Jadi kita tidak perlu mengimpor minyak fosil pada saat itu," kata Luhut lagi.
Baca Juga: Roundup: Buntut Maraknya Konten 'Ngemis Online' di TikTok, Polri Panggil Sejumlah Konten Kreator
Hal itu terlontar saat Luhut menghadiri acara "Indonesia Zero Pathway: Opportunity & Challenges" yang digelar di Paviliun Indonesia, World Economic Forum Annual Meeting 2023.
Luhut menjelaskan, minyak sawit merupakan salah satu dari lima pilar ekonomi hijau yang sedang diprioritaskan Indonesia. Untuk itu dia yakin target 100 juta ton yang disinggung bukan mimpi semu.
Adapun empat pilar lainnya adalah dekarbonisasi sektor kelistrikan, transportasi rendah karbon yang salah satunya berupa adopsi kendaraan listrik, industri hijau, dan carbon sinks yang meliputi carbon capture dan carbon offset market.
Luhut lebih lanjut menguraikan bahwa minyak sawit akan mengambil peran signifikan di masa depan bagi tanah air. Utamanya menyokong percepatan pencapaian net zero emission 2060.
Baca Juga: Kronologi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi yang Ditemukan Tewas dengan Mulut Penuh Busa
Nantinya net zero emission juga akan dibantu dengan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan.
Pemerintah Indonesia, kata Luhut saat ini sedang melakukan moratorium izin perkebunan kelapa sawit agar tingkat produktivitas bisa meningkat dari 2,3 ton per hektare menjadi 8 sampai 10 ton per ha.
Kebijakan moratorium sendiri juga dilakukan demi mengurangi angka deforestasi akibat ekspansi kebun sawit. Pemerintah memasang target tersebut untuk 10 sampai 15 tahun ke depan.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Tertinju hingga Memar Saat Riyadh All Star vs PSG di Arab
Luhut lantas mengatakan, sejak 2008 lalu, Indonesia menggunakan statusnya sebagai produsen CPO dan biodiesel terbesar di dunia untuk mengimplementasikan program mandatori pemakaian biodiesel berbasis CPO.
"Indonesia sudah membangun kolaborasi dengan Malaysia, saya rasa 74 persen akan berasal dari dua negara ini," ujar Luhut.
Program mandatori bertujuan untuk mengurangi impor bahan bakar fosil, utamanya bahan bakar diesel, mengurangi emisi dari penggunaannya, dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. ***
Sentimen: negatif (65.3%)