Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia berharap Turki dapat menahan diri dari penggunaan kekuatan di Suriah. Hal ini terjadi pasca Ankara yang terus menerus menyerbu militan Kurdi yang ada di negara itu.

Utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin di Suriah, Alexander Lavrentyev, mengatakan bahwa hal ini diperlukan untuk mengurangi ketegangan yang ada di negara itu.

"Kami berharap dapat meyakinkan rekan-rekan Turki kami untuk menahan diri dari penggunaan kekuatan yang berlebihan di wilayah Suriah untuk menghindari meningkatnya ketegangan," paparnya di Astana dikutip AFP, Selasa (22/11/2022).

Pada Minggu (20/11/2022), Turki meluncurkan serangkaian serangan udara yang menargetkan pangkalan militan Kurdi di Suriah Utara dan Irak. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan setidaknya 37 orang tewas dalam serangan itu.

"Rusia telah berbulan-bulan ... melakukan segala yang mungkin untuk mencegah operasi darat berskala besar," tambah Lavrentyev.

Sebelumnya, serangan militer ini digelar pascapemboman yang terjadi di Istanbul beberapa waktu lalu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding pemberontak Kurdi berada di balik peristiwa itu.

"Kami akan membuat mereka yang mengganggu kami di wilayah kami membayar," katanya pada Senin (21/11/2022).

Erdogan menambahkan bahwa konsultasi sedang berlangsung "untuk memutuskan tingkat kekuatan yang harus digunakan oleh pasukan darat kami".

-

-

[-]

-

Diplomasi Erdogan dengan Putin Sukses Bikin Barat Ketar-ketir
(miq/miq)