Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pemilu 2019
Erick Thohir Dianggap Unggul Dibanding Bakal Cawapres Lain, Ini Alasannya
Merdeka.com Jenis Media: Nasional
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi salah satu tokoh yang digadang maju dalam Pemilu 2024. Sejumlah survei menyatakan, elektabilitas Erick sebagai Cawapres terus naik dari waktu ke waktu.
Pengamat Politik, Yuari Prayanto menilai, Erick Thohir menjadi figur yang saat ini banyak diinginkan masyarakat ikut Pilpres 2024. Latar belakang Erick Thohir seorang profesional menjadi modal bertarung dalam pemilihan umum.
Menurut dia, hal ini merupakan sebuah keunggulan. Dia menilai, kehadiran Erick Thohir di kancah perpolitikan Nasional dapat membuat iklim demokrasi dalam negeri semakin sehat.
"Posisinya yang tidak bergabung dengan partai manapun telah memberi citra positif terhadap bentuk demokrasi yang setara," kata Yuari saat dihubungi, Jumat (13/1).
Lebih lanjut, dia menyebut bahwa Erick Thohir merupakan sosok pemimpin yang terbentuk berkat proses dan kerja keras. Sehingga setiap kebijakan yang diluncurkan dapat menjadi solusi dalam menghadapi persoalan sehari-hari.
"Bahwa menjadi autentik tanpa bekingan politik sekalipun mampu terlibat sebagai pemimpin kita," ujar dia.
2 dari 5 halaman
Sebab, lanjut dia, diketahui sebelumnya bahwa politisi dari kalangan non partai sangat minim muncul. Karena memicu konflik di internal parpol.
"Di sinilah letak keunggulan Erick Thohir yang memang dekat dengan semua partai," terang Mazjdo.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR mengatakan, Pilpres 2024 merupakan ruang terbuka tanpa incumbent. Berdasarkan pengalaman pada Pilpres 2004 dan 2014, Hanta menyebut variabel cawapres menjadi sangat menentukan peluang kemenangan.
Dalam Rilis Temuan Survei Nasional Poltracking Indonesia bertajuk ‘Tendensi Peta Politik Pilpres 2024: Tren Kekuatan Elektoral Partai Politik, Capres & Cawapres di Jakarta, Kamis (22/12).
Elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir menjadi yang tertinggi pada simulasi 20 nama calon wakil presiden dengan 15,1 persen.
3 dari 5 halaman
Hanta mengatakan, di bawah Erick menyusul nama-nama seperti Ridwan Kamil (14,0%), Agus Harimurti Yudhoyono (11,7%), Sandiaga Salahuddin Uno (9,2%).
Kemudian, ada Khofifah Indar Parawansa (5,5%), Muhaimin Iskandar (5,3%), Puan Maharani (3,4%), Mahfud MD (2,9%), Andika Perkasa (2,5%), Airlangga Hartarto (1,9%), dan cawapres lainnya angka elektabilitasnya di bawah 1%.
"Berdasarkan tendensi kedekatan dengan elite politik dan king maker Pilpres 2024, menurut tren data survei Poltracking, terdapat 10 figur Cawapres potensial. Temuannya, elektabilitas Erick Thohir (16,2%) menjadi yang teratas," ujar Hanta.
Kemudian, diikuti oleh Ridwan Kamil (15,1%), Agus Harimurti Yudhoyono (12,0%), Sandiaga Salahuddin Uno (9,4%), Khofifah Indar Parawansa (5,7%), Muhaimin Iskandar (5,7%), Puan Maharani (4,1%), Mahfud MD (3,0%), Andika Perkasa (2,7%) dan Airlangga Hartarto (2,6%).
Dalam tren terbaru pada November 2022, ucap Hanta, pada elektabilitas 10 cawapres potensial, nama Erick Thohir mengalami kenaikan cukup signifikan, sementara sejumlah nama lain tergolong stabil, bahkan ada juga yang mengalami penurunan elektabilitas.
4 dari 5 halaman
Dalam peta sebaran/crosstab data pemilih partai politik ke 10 cawapres potensial, Hanta mengatakan Erick mendapat dukungan dari empat partai seperti PDI Perjuangan, Gerindra, PAN, hingga Perindo.
Hanta memaparkan, pemilih PDI Perjuangan (23,2%) preferensi pilihan cawapresnya cenderung kuat kepada Erick Thohir (30,3%), Pemilih Partai Gerindra (11,1%) cenderung terbelah pilihan cawapresnya antara Erick Thohir dan Sandiaga Salahuddin Uno (17,6%).
Selanjutnya, Muhaimin Iskandar (16,8%), pemilih PAN (4,1%) cenderung kepada Erick Thohir (20.8%), dan pemilih Partai Perindo (2,8%) cenderung terbelah antara Ridwan Kamil (24,2%) dan Erick Thohir (21,3%).
Temuan sebaran data survei ini, lanjut Hanta, juga menujukkan temuan sebaran pemilih 3 capres terkuat ke 10 cawapres potensial dengan angka dukungan tertinggi/mayoritas. Yakni pemilih Ganjar Pranowo (32,5%) memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Erick Thohir (29,5%) dan pemilih Anies Baswedan (29,1%) memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Agus Harimurti Yudhoyono (29,4%).
Sementara pemilih Prabowo Subianto (27,8%) cenderung terbelah ke beberapa Capres, yakni Ridwan Kamil (16,8%), Erick Thohir (15,9%), Sandiaga Salahuddin Uno (15,5%) dan Muhaimin Iskandar (13,7%).
"Temuan lain, pemilih yang puas (73,2%) terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Cawapres Erick Thohir (19,2%). Sementara yang tidak puas (19,0%) terhadap kinerja pemerintah mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Cawapres Ridwan Kamil (23,7%)," ucap Hanta.
5 dari 5 halaman
Sementara itu, Hanta sampaikan, pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin (44,6%) pada Pemilu 2019 mayoritas cenderung memberikan pilihan pada Cawapres Erick Thohir (22,1%), sementara pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno (36,0%) cenderung terbelah antara Cawapres Ridwan Kamil (22,2%) dan Cawapres Agus Harimurti Yudhoyono (18,1%).
Terkait simulasi pasangan calon presiden-wakil presiden, Hanta mengungkapkan, pasangan capres-cawapres memang belum ada yang final, namun berdasarkan tendensi politik yang berkembang, dari analisa kualitatif, beberapa informasi elite, dan informasi yang beredar di ruang publik, terdapat beberapa kemungkinan pasangan capres-cawapres potensial pada Pilpres 2024.
Dia mengatakan pada simulasi tiga pasangan calon pertama, Ganjar Pranowo-Erick Thohir (33,1%) lebih unggul dibanding pasangan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (27,5%) dan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar (25,5%).
Hanta mengatakan, temuan ini adalah potret terbaru peta kekuatan politik elektoral Capres, Cawapres, dan partai politik dalam rentang survei 21-27 November 2022.
Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, melihat Pemilu Serentak 2024 masih satu tahun lebih. Tetapi melihat tendensi peta kekuatan politik terbaru, capres, cawapres, dan partai politik terkuat, akan mengarah pada beberapa figur dan partai potensial seperti terekam dalam survei.
"Meski, dinamika, peristiwa, dan momentum politik yang akan berlangsung ke depan, tetap berpotensi mengubah peta kekuatan politik elektoral," kata Hanta.
Survei nasional Poltracking Indonesia digelar pada 21-27 November 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Klaster survei ini menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak, dengan 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih. [rnd]
Baca juga:
Ijtima Ulama, Cak Imin Minta Didoakan Capai Target Minimal Wapres
Cak Imin: Target Kita, 2024 Minimal Bisa Kalahkan Gerindra Jadi Nomor 2
PKS Tak Masalah Cawapres Anies dari NU: Asal Kans Menangnya Besar
Wapres Wanti-Wanti ASN: Pemilu Harus Netral, Tidak Bisa Ditawar!
Bukan dari Demokrat dan PKS, NasDem Bidik Kader NU dan Teknokrat jadi Cawapres Anies
ProGP Jatim Siap Menangkan Ganjar Pranowo
PPP akan Usulkan Sandiaga dan Erick Thohir sebagai Capres ke KIB
Sentimen: positif (99.8%)