Sentimen
Negatif (66%)
16 Jan 2023 : 20.25
Informasi Tambahan

Kasus: pengangguran, PHK

Partai Terkait

PHK Massal Intai Indonesia, Gus Muhaimin Dorong Pemerintah Atasi Gejolak Sosial

17 Jan 2023 : 03.25 Views 2

Radarbangsa.com Radarbangsa.com Jenis Media: News

PHK Massal Intai Indonesia, Gus Muhaimin Dorong Pemerintah Atasi Gejolak Sosial

| Senin, 16/01/2023 20:13 WIB

RADARBANGSA.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin meminta kepada pemerintah untuk mengambil kebijakan tepat dalam mengatasi ancaman munculnya gejolak sosial yang diakibatkan tingginya angka pengangguran di Indonesia.

"Saat ini Indonesia berada dalam situasi mengkhawatirkan terkait masalah sosial. Ini menyusul ancaman gelombang PHK yang tengah mengintai rakyat Indonesia," ungkap Gus Muhaimin dalam keterangannya, Senin (16/1/2023).

Untuk itu, Gus Muhaimin meminta pemerintah perlu segera mengambil berbagai kebijakan terhadap ancaman PHK yang akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia. 

"Saat ini serapan angkatan kerja hanya berkisar 2,9 juta tenaga kerja, kondisi ini dapat terjadi dengan syarat kondisi perekonomian normal dan stabil," jelasnya.

Gus Muhaimin menilai dengan tingginya angka pengangguran di Indonesia dirinya khawatirkan akan muncul bebagai permasalahan sosial di tengah-tengah masyarakat. Terutama meningkatnya ancaman kejahatan karena tekanan ekonomi.

"Masalah ekonomi itu sangat rentan terhadap meningkatkan jumlah kriminalitas. Ketika angka pengangguran itu, jelas itu sangat mengkhatirkan terhadap gejolak sosial," kata Gus Muhaimin.

Sebagai informasi, diperkirakan per tahun 2022-2023, sebanyak 100 perusahaan di Jawa Barat akan melakukan PHK massal. Prediksi ini akan terus meningkat karena munculnya ancaman goncangan di sektor industri alas kaki, industri furnitur dan tekstil.

Salah satunya seperti yang tengah dialami PT Nikomas Gemilang. Produsen sepatu terbesar dan mengandalkan ekspor ke Amerika dan Eropa ini sedang mengalami penurunan pesanan hingga 50 persen. Hal ini memicu kondisi perusahaan dan akan memberikan tawaran pengunduran diri terhadap 1.600 karyawannya.

Sentimen: negatif (66.6%)