Sentimen
Negatif (88%)
16 Jan 2023 : 18.33

Revolusi Mental Era Jokowi Hasilkan Pejabat Bohong, Korup dan Gratifikasi Seks

16 Jan 2023 : 18.33 Views 2

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Revolusi Mental Era Jokowi Hasilkan Pejabat Bohong, Korup dan Gratifikasi Seks

Oleh: Damai Hari Lubis – Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212

KNews.id-Kegagalan revolusi mental justru terlihat mulai dari Jokowo sendiri. Berdasarkan jejak digital, jika dikalkulasi diketemukan puluhan dusta atau janji bohong sejak awal kampanye Capres 2014. Jokowi berjanji “akan buyback Indosat”. Bisnis telekomunikasi seluler terbesar milik negara yang dijual pada era kepemimpinan Megawati. Jokowi berjanji saat kampanye, jika terpilih jadi Presiden RI di 2014, akan membeli kembali “indosat”. Janji itu menjadi fakta dusta saat ini. Isu yang santer, belakangan malah hasrat yang kuat untuk menjual beberapa pulau di wilayah NKRI.

Beberapa kebijakan serta perilaku Penguasa tertinggi atau pejabat tinggi pemerintahan/eksekutif, termasuk pejabat instrumen kelengkapan penting lainnya seperti KPU, serta legislatif melalui perilaku Ketua MPR RI dan Ketua DPD RI. umumnya dinilai publik “melihat dan merasakan” praktik revolusi mental yang dicanganlan Presiden Jokowi gagal.

Bila isu penjualan pulau yang sempat viral itu ini wujud, adalah kebijakan yang menyebabkan beresiko tinggi (high risk). Ini sangat serius, sebuah police jika tidak ditentang bisa menjadi preseden yang buruk kepada Jokowi, dan berdampak pada sosok atau figur (suksesi) kepemimpinan dalam police kebijakan yang akan datang. Ia adalah ancaman yang beresiko tinggi bagi kedaulatan wilayah RI. Ia akan membuat rapuh pertahanan (destruktif) untuk kesatuan dan persatuan bangsa dan kedaulatan negara ini. Salah satunya menjadi akses ancaman dari agresor atau musuh asing.

Argumentasi yang menjadi dalil, Tito Karnivian selaku Mendagri, mengapa ingin menjual Pulau-pulau tersebut, justru amat simpel. Hanya dengan alasan sederhana, bahwa ” keadaan pulau-pulau yang ditawarkan tersebut supaya tidak mubazir. Supaya berfungsi”.

Sentimen: negatif (88.6%)