Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Lebanon Berduka, 'Godfather' Perjanjian Taif yang Berjasa Akhiri 15 Tahun Perang Saudara Wafat
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Mantan ketua parlemen Lebanon, Hussein al-Husseini, meninggal di usia 86 tahun pada Rabu (11/1) karena sakit. Ia dijuluki 'bapak baptis' Perjanjian Taif 1989 yang mengakhiri 15 tahun perang saudara di negara tersebut.
Dilansir dari Arab News, al-Husseini akan dimakamkan pada Kamis (12/1) di kampung halamannya, Shamstar, di Lembah Beqaa.
Masa berkabung pun ditetapkan selama 3 hari dan bendera setengah tiang akan dikibarkan di semua institusi. Pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (12/1) juga akan ditunda sepekan, menurut pengumuman Ketua Parlemen Nabih Berri.
baca juga:Al-Husseini dirawat di rumah sakit karena flu dan dalam perawatan intensif. Namun, penyakitnya membuat nyawanya tak tertolong pada Rabu (11/1) pagi.
Ahli konstitusi dan hukum ini mengambil alih kepemimpinan parlemen dari 1984 hingga 1992 di bawah bayang-bayang perang. Ia dijuluki 'bapak baptis' Perjanjian Taif yang membawa Lebanon mengakhiri perang saudara.
Al-Husseini pun pensiun pada Agustus 2008, 3 tahun setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri dan mengingat keretakan politik antara Hizbullah, sekutunya, dan pasukan berdaulat.
"Mengingat fakta bahwa otoritas mampu jika diinginkan, dan ternyata sejauh ini tak diinginkan, saya mengumumkan pengunduran diri saya dari keanggotaan parlemen ini," bunyi pernyataannya yang menuai perhatian.
Banyak dokumen mengenai musyawarah dan negosiasi terkait Perjanjian Taif masih ditahan al-Husseini. Detail lengkapnya pun belum diungkap, meski banyak tekanan politik terhadap mantan ketua parlemen tersebut agar menyerahkannya.
Perdana Menteri Najib Mikati memuji al-Husseini karena menyetujui Dokumen Kesepakatan Nasional yang mengakhiri perang Lebanon. Sementara itu, mantan Perdana Menteri Fouad Siniora mengaku menyesalkan wafatnya al-Husseini saat situasi negara sedang sensitif dan rumit secara nasional, konstitusional, dan institusional, serta mengingat berlanjutnya dominasi senjata di luar otoritas negara.
Siniora juga memuji peran besar al-Husseini dalam melestarikan dan membela Lebanon, tanah air koeksistensi Islam-Kristen. []
Sentimen: negatif (64%)