Sentimen
Negatif (100%)
13 Jan 2023 : 04.46
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Kashmir

Kasus: covid-19

Deretan Orang Paling Berbahaya di Internet Tahun 2022

13 Jan 2023 : 11.46 Views 3

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Nasional

Deretan Orang Paling Berbahaya di Internet Tahun 2022

Setiap tahunnya, media online WIRED membuat daftar orang-orang yang paling berbahaya di internet. Di tahun 2022 ulasan WIRED soal orang paling berbahaya di internet sudah dipublikasikan.

Banyak hal yang terjadi di internet selama setahun terakhir. Apalagi penggunaan internet semakin masif dan orang-orang semakin ketergantungan terhadap internet.

Dari muda hingga tua, orang biasa hingga tokoh penting, semua menggunakan internet. Banyak kebijakan yang dilakukan juga ternyata mempengaruhi penggunaan internet.

Di tahun 2022 ini beberapa hal terjadi secara mengejutkan dan dipicu oleh orang-orang tertentu. Ini membuat orang-orang tersebut mendapat predikat orang paling berbahaya di internet.
 

Orang Paling Berbahaya di Internet 2022
WIRED merangkum orang-orang yang melakukan berbagai hal di internet dan berdampak secara luas. 
 

1. Sam Bankman-Fried



Dunia kripto selama tahun 2022 mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, salah satunya kejatuhan bursa kripto besar FTX. Uang investor di dalamnya raib dan ada jejak transaksi ke rekening perusahaan Sam Bankman-Fried, CEO FTX.

Sam Bankman-Fried, didakwa melakukan penipuan lebih dari US$8 miliar. Di bawah kepemimpinannya, FTX menginvestasikan sejumlah besar cryptocurrency pengguna di platform perdagangannya sendiri, Alameda Research, yang juga bangkrut. 

Baca Juga: Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes

Banyak yang mengatakan bahwa ulah Bankman merupakan yang terparah dalam sejarah kripto. Kejahatannya juga diduga lebih banyak lagi. Ia kini telah ditangkap di Bahamas dan diekstradisi ke AS.
 

2. Elon Musk


Nama Elon Musk semakin terkenal di tahun 2022, sayangnya ia kehilangan predikat sebagai orang terkaya di dunia tahun itu. Ia mengakuisisi Twitter dan dari situ sisi gelap Musk ditampilkan hingga disebut mengancam institusi pusat internet. 

Setelah menjabat sebagai CEO, Musk langsung melakukan layoff terhadap ribuan karyawan Twitter yang cukup mengganggu fungsi utama layanan tersebut. Kebijakan-kebijakan baru dalam Twitter juga dilakukan Musk dan menuai kontroversi.

Musk juga menghilangkan akun atau suspend beberapa orang yang mengkritiknya. Dengan alasan kebebasan berbicara, ia mengembalikan akun Donald Trump yang sempat ditangguhkan karena ujaran kebencian.
 

3. Xi Jinping


Xi Jinping telah memimpin beberapa pelanggaran hak asasi manusia terburuk di China, termasuk penahanan massal Muslim Uighur di Xinjiang dan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong.

Masing-masing gelombang represi itu datang dengan pengetatan pembatasan online yang menyertainya, bahkan orang Uighur dipaksa mengunduh aplikasi yang bisa memindai ponsel mereka.

Xi Jinping juga mengeluarkan kebijakan Nol-Covid di China yang sangat menyengsarakan rakyatnya. Ia telah memantapkan dirinya sebagai tokoh paling kuat dalam pemerintahan China dalam beberapa dekade, mengambil masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai ketua Partai Komunis China. 
 

4. Narendra Modi


Di bawah Modi dan partainya, BJP, India menjadi semakin mirip China dalam represi protes baik fisik maupun digital. 

Hanya dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah India untuk sementara menutup internet di wilayah Kashmir yang diperangi, melarang banyak aplikasi berbasis China termasuk TikTok.

Melalui kepemimpinannya ada represi digital yang mengerikan di India.

Baca Juga: Resmi Jadi Orang Terkaya di Dunia, Siapa Bernard Arnault?
 

5. GRU


GRU adalah Badan Intelijen Militer Rusia. Selama bertahun-tahun instansi ini telah menjadi rumah bagi beberapa peretas paling agresif dan berbahaya di dunia.

Grup GRU yang dikenal sebagai Sandworm dan APT28, hanya dalam tujuh tahun terakhir, memicu dua pemadaman listrik di Ukraina. 

Selain itu juga meluncurkan operasi hack-and-leak yang dirancang untuk mempengaruhi pemilu AS 2016, merilis malware NotPetya yang menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan setidaknya Kerusakan US$10 miliar.

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.

Sentimen: negatif (100%)