Pengamat Nilai Megawati Bukan Tak Mungkin Masih Memiliki Keinginan Berkuasa

12 Jan 2023 : 04.13 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pengamat Nilai Megawati Bukan Tak Mungkin Masih Memiliki Keinginan Berkuasa

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, bukan tidak mungkin Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri masih memiliki keinginan untuk kembali berkontestasi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Pandangannya itu berkaca dari beberapa pernyataan Megawati saat berpidato di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P.

Salah satu pidato yang dianggap Megawati masih memiliki keinginan berkuasa adalah ketika bicara soal sosok pemimpin masa depan. Megawati pun heran karena semua pihak tidak melihat sosok itu ada pada dirinya.

"Bukan tidak mungkin, justru penanda Megawati ingin kembali menguji keterpilihannya di 2024," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Baca juga: PDI-P Tegaskan Megawati Tak Kritik Partai Lain soal Pernyataan Dompleng Kader

Dedi mengungkap bahwa keinginan Megawati itu mungkin bisa terjadi dengan bantuan partainya.

Adapun PDI-P, lanjut Dedi, sejauh ini menjadi partai pemenang pemilu 2 kali berturut-turut, serta memiliki elektabilitas yang terpaut jauh di atas partai lainnya.

"Kepercayaan diri Megawati sangat mungkin tumbuh jika melihat di partainya banyak tokoh yang bisa menjadi pemengaruh, misalnya Jokowi (Presiden Jokowi), Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo), Puan (Ketua DPR Puan Maharani) dan tokoh-tokoh di daerah," kata Dedi.

Baca juga: Ironi Ganjar di HUT PDI-P: Diteriaki Kader Presiden, oleh Megawati Diingat Pun Tidak

Sebelumnya, pada pidato politik Megawati di acara HUT ke-50 PDI-P, Presiden Kelima RI itu menyampaikan sejumlah hal.

Misalnya, ketika bercerita saat ia mengklaim diri sebagai tokoh yang meminta Presiden Joko Widodo untuk memilih Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden pada 2019.

Megawati mengatakan, ia juga meminta Jokowi untuk menunjuk Mahfud MD sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam kabinet periode kedua pemerintahan Jokowi.

"Saya bilang Pak Jokowi, Pak, entar kalau ini saya minta izin untuk pedamping Bapak itu Pak Ma'ruf ya, saya bilang Pak Ma'ruf kan. Terus bilang, Pak Mahfud diambil sebagai Menko Polhukam," kata Mega di acara HUT ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Posisi Ideologis PDI-P: Membaca Pidato Megawati

Megawati mengatakan, Ma'ruf dan Mahfud adalah koleganya di Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang kini bernama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Dengan nada bercanda, Megawati pun mengaku kesal karena tidak mendapatkan jabatan seperti dua eks koleganya itu.

"Kok enak banget ya aku tadinya bosnya mereka, eh tiba-tiba diambil sama Pak Jokowi, tung, tung tung, tung. Lho kok aku enggak diambil ya? Kan mestinyo kan diajak lho aku, enggak, tetap saja BPIP," kata Megawati.

Kemudian, Megawati juga mengaku heran ada pihak yang pernah bertanya soal kriteria pemimpin masa depan yang dia harapkan. Sebab, menurut Megawati, kriteria itu bisa dilihat dari dirinya.

"Ada pertanyaan, pemimpin masa depan yang Ibu harapkan itu seperti apa. Aih, aku bilang, kok lu enggak ngelihatin gue ya. Orang jelas-jelas ada. Aduh gawat," kata Megawati.

-. - "-", -. -

Sentimen: positif (99.2%)