Sentimen
Negatif (100%)
24 Sep 2022 : 20.41
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya, Paris, Manado

Kasus: penganiayaan, kekerasan seksual

Hotman Paris Minta Polisi Buka Kembali Kasus Dugaan Pemerkosaan Anak di Manado

25 Sep 2022 : 03.41 Views 3

SuaraSurabaya.net SuaraSurabaya.net Jenis Media: News

Hotman Paris Minta Polisi Buka Kembali Kasus Dugaan Pemerkosaan Anak di Manado

Hotman Paris Hutapea pengacara meminta kepolisian untuk membuka kasus kematian CI (10)  seorang anak di Manado, Sulawesi Utara, yang diduga menjadi korban pemerkosaan oleh tetangganya. Hal tersebut disampaikan oleh Hotman, setelah ditemui oleh Heidy Said (34) ibu korban, di Surabaya pada Sabtu (24/9/2022).

Kepada Hotman, Heidy mengatakan bahwa CI meninggal setelah dirawat sekitar satu bulan di rumah sakit yang ada di Manado, pada 28 Desember 2021 lalu, karena dugaan awal mengalami menstruasi secara berlebihan.

“Semula saya kira anak saya menstruasi karena keluar darah dari vagina waktu umur 10 tahun. Karena berlebihan darahnya, jadi saya curiga, saya bawa ke rumah sakit. Pihak rumah sakit mengatakan ada robekan di selaput dara dan ada beberapa memar di bagian tubuh,” kata Heidy pada Hotman Paris di Surabaya.

Begitu menerima laporan dari rumah sakit tersebut, Heidy pun langsung mengajukan surat laporan polisi. Hingga polisi meminta visum, hasilnya terbukti ada robekan di selaput dara.

Yang menjadi janggal, lanjut Heidy, usai sadar dari kritisnya, 29 Desember 2021, anaknya menyebut dua nama terduga pelaku saat ditanya polisi yang datang ke rumah sakit. Tapi sampai sekarang tidak ada penetapan tersangka. Bahkan olah TKP kepolisian baru dilakukan satu bulan usai kejadian.

“Tetangga (terduga pelaku), yang satu sudah menikah, yang satu masih kuliah,” kata Heidy.

Selain itu, keterangan dari dokter juga membenarkan bahwa CI mengalami pendarahan otak dan diharuskan operasi. Namun, dokter sempat memperingatkan dua kemungkinan yang terjadi pasca operasi, yang membuat kedua orang tua CI mengurungkan niatnya untuk mengambil langkah tersebut.

“Kalau berhasil maka dia akan lupa ingatan, kalau gagal dia bisa menyebabkan kematian,” tutur Heidy.

Selama masa perawatan pun, obat yang diberikan adalah pengobatan pendarahan otak. Tapi di hari yang sama saat anaknya meninggal, Polisi menggelar konferensi pers yang menyatakan CI meninggal karena leukimia stadium 4.

“Hari itu juga diumumkan meninggal karena leukimia saat saya setelah menguburkan adek (CI), sorenya langsung dikonferensiperskan yang mana adek meninggal karena leukimia stadium 4. Soalnya malam sebelum adek meninggal saya memintakan hasil ke pihak rumah sakit tapi dari pihak rumah sakit mengatakan hasilnya itu masih lama. Karena untuk mengecek apa dia memiliki penyakit tertentu itu prosesnya lama. Paginya meninggal tiba-tiba kaget ada kabar kalau dia meninggal karena leukimia stadium 4. Sementara dokter yang malamnya bilang ke kami tidak secepat itu hasilnya kok paginya sudah ada hasilnya,” katanya lagi.

Akhirnya, Heidy meminta kasus yang menimpa putrinya dibuka kembali, dengan cara melakukan autopsi ulang pada jenazah CI.

“Saya hanya minta kepastian hukum untuk anak saya pak. Saya minta dibuka kembali. Diduga kekerasan seksual dan korban penganiayaan karena pendarahan di otak. Tidak setuju meninggal karena leukimia dan selama perawatan tidak pernah dikasih obat leukimia. Saya minta diotopsi saja,” pungkasnya.

Mendengar keterangan Heidy yang hadir didampingi suaminya itu, Hotman Paris mengungkapkan setuju bahwa kasus ini penuh dengan kejanggalan.

“Pertama vagina ada robek itu benar, sehingga dugaan pemerkosaan sangat kuat. Kedua, ibunya sudah menunjukkan video rekaman dokter pertama kali yang merawat di RS (di Manado), dari suaranya jelas mengatakan ada kerusakan pendarahan di otak. Selama perawatan dokter hanya memberi obat pemdarahan otak, tapi kenapa tiba-tiba meninggal dinyatakan leukimia,” tutur Hotman.

Oleh karena itu, Hotman Paris meminta kepolisian untuk membuka lagi penyelidikan kasus meninggalnya CI.

“Inilah yang perlu diperhatikan. Kami menyarankan kasus ibu ini dibuka lagi penyelidikannya. Jelas-jelas dari rekaman dokter, putri ibu ini pendarahan serius di otak dan tidak jadi operasi. Kita nanti akan menyurati lembaga terkait,” tegas Hotman. (lta/bil/iss)

Sentimen: negatif (100%)