Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Kab/Kota: Banjar, Dubai, Pontianak, Sintang
Tokoh Terkait
Ternyata Ini Biang Kerok Picu 'Bandara Hantu' di RI
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - akarena maskapai tidak mau mengisi rute penerbangan pada beberapa daerah.
"Untuk bandara yang sudah ada penerbangan komersial per hari ini juga banyak bandara kita, tapi nggak ada maskapai yang datang," kata Ketua Komisi V Lasarus, dalam Rapat Kerja bersama Menteri Perhubungan, Kamis (24/11/2022).
Alasannya, lanjut Lasarus, bisa jadi permintaan penumpang rendah atau harga tiket yang mahal.
"Yang saya temui dulu pernah maskapai ada tiga masuk Garuda, Wings dan NAM masuk, tapi sekarang tinggal 1 maskapai Wings 3 kali seminggu, yang saya dapat keluhan itu mahal. Pasti tinggi karena maskapai hanya 1 yang terbang tidak ada kompetitor," kata Lasarus.
Hal ini juga diungkapkan Anggota Komisi V Boyman Harun, menyoroti perbedaan harga pada wilayah Pontianak, juga banyaknya bandara yang sepi tidak ada rute penerbangan.
"Harga tiket ke Pontianak - Jakarta lebih murah ketimbang Pontianak - Kabupaten Ketapang yang hanya 30 menit. dari kementerian harus evaluasi hal apa yang terjadi," kata Boyman.
"Terutama masalah (bandara) Putussibau, Tebelian Sintang itu seminggu tinggal tiga kali bahkan nggak terbang jadi bandara dibuat tapi gak terbang itu ruginya berkali-kali," tambahnya.
Merespon hal ini Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menjelaskan ini adalah permasalahan yang terjadi di seluruh dunia. Dimana harga tiket mahal dan jumlah pesawat yang operasi sedikit.
"Sebenarnya (maskapai) bukan ogah masuk, jadi kita harus saling memahami hal-hal yang dirasakan konsumen juga operator," kata Budi Karya.
Dia menjelaskan harga tiket pesawat saat ini masih mahal, seperti tarif ke Jakarta - Singapura saat ini naik dua kali lipat, bahkan dari pengalamannya penerbangan Jakarta - Dubai melonjak empat kali lipat. Karena ongkos penerbangan yang meningkat.
"Kalau kita mau rinci karena apa? karena 60% biaya dari pada pesawat itu dari leasing pesawat dan avtur. Avtur naik, leasing juga naik. ini karena permasalahan global," kata Menhub.
Selain itu Budi Karya juga menjelaskan alasan masih minimnya penerbangan pada beberapa bandara disebabkan jumlah pesawat yang menurun drastis pasca pandemi. Dia menerangkan jumlah pesawat di Indonesia cuma tinggal separuh dan ada yang tidak berfungsi.
"bahwa pesawat yang ada di Indonesia berkurang lebih dari 600 sekarang ini gak sampai 300. sehingga terjadi kekurangan," kata Budi Karya.
Dia juga menjelaskan sejak pandemi 2020 - 2021 kontraksi penurunan penumpang mencapai 80%. Sehingga banyak maskapai yang menanggung beban penerbangan selama dua tahun dengan minimnya pendapatan.
Solusinya dari Kementerian Perhubungan, adalah mengisi permintaan yang kosong akibat minimnya permintaan, supaya maskapai tidak rugi mengisi rute yang sepi.
Dia bercerita saat ini sudah ada sosialisasi penyamaan persepsi kepada Pemerintah Provinsi di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk menjamin ketersediaan jumlah penumpang pesawat.
"Jadi ada block seat harus di atas 60% terisi. Sehingga mereka bisa Break Even Point (BEP), sementara kalau subsidi itu berlangsung hanya 3- 6 bulan saja setelah itu penumpang nggak ada yang datang. ini kan kaya telur dan ayaman kalau mereka rugi 3 bulan nggak akan kuat," kata Budi.
Saat ini sudah ada empat pemda yang sudah menjamin hal itu yakni Toraja (Sulawesi Selatan), Silampari (Sumatera Selatan), Banjar Negara (Jawa Tengah), dan Ngloram (Jawa Tengah).
[-]
-
Banyak Bandara Sepi 'Bak Kuburan' di RI, Ini Biang Keroknya(hoi/hoi)
Sentimen: positif (57.1%)