Sentimen
4 Jan 2023 : 19.34
Informasi Tambahan
Event: vaksinasi
Kab/Kota: Surabaya
Kasus: covid-19, pengangguran
Tokoh Terkait
PPKM Dicabut, Pemkot Siapkan Strategi Percepat Laju Perekonomian di Surabaya
Medcom.id Jenis Media: News
4 Jan 2023 : 19.34
Surabaya: Kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah resmi dicabut oleh Presiden Joko Widodo, Jumat, 30 Desember 2022. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saat ini menyiapkan strategi percepatan laju prekonomian di Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mengaku meskipun Kota Pahlawan menerapkan kebijakan PPKM pada tahun 2022 lalu, namun Pemkot Surabaya telah berhasil meningkatkan laju ekonomi menjadi 7,17 persen. Maka, pihaknya akan segera mengumpulkan para RT/RW di tiap kelurahan untuk memaparkan strategi Pemkot Surabaya dalam percepatan kegiatan perekonomian.
“Sebenarnya PPKM kita sudah bisa melakukan sampai dengan 7,17 persen. Selanjutnya, kita akan memanggil mengumpulkan semua RT/RW bergantian per kelurahan. Kita akan sampaikan strategi dan paparan kita, karena pembangunan, penyelesaian permasalahan kemiskinan dan pengangguran itu juga bergantung peran serta masyarakat,” kata Eri, di Surabaya, Selasa, 3 Januari 2023.
Meski PPKM telah dicabut, Eri menegaskan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya akan tetap bertugas. Tentunya, hal ini merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 pada Masa Transisi Menuju Edemi.
"Bagaimana Satgas Covid-19 tetap ada untuk mencegah lonjakan covid-19. Kemudian soal pemakaian masker tetap digunakan di tempat keramaian dan ruang tertutup. Kalau ada orang yang merasa (bergejala) sakit (covid-19) maka dilakukan isolasi secara mandiri," ujarnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta masyarakat Kota Surabaya dalam membatasi pergerakan virus covid-19. Sebab, jika terjadi kenaikan angka kasus covid-19, maka hal tersebut diakibatkan oleh jenis mutasi virus atau munculnya varian baru covid-19. Karenanya, ia kembali mengingatkan kepada masyarakat Kota Surabaya pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah laju covid-19.
“Disampaikan pak Menkes (Budi Gunadi) juga, covid-19 ini bukan karena tahun baru atau lebaran, tetapi karena setiap varian baru mereka ada lonjakan. Insya Allah sampai dengan Agustus kita akan melakukan itu sambil melihat pergerakan-pergerakan. Kalau nanti sampai Agustus itu tidak ada lonjakan maka dilakukanlah endemi,” ujarnya.
Eri menjelaskan bahwa kondisi Kota Surabaya dalam upaya penanganan covid-19 terjadi penurunan kasus. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya menggencarkan vaksinasi dosis 3 (booster) di tingkat RW. Camat dan Lurah diminta untuk mendeteksi warganya yang belum melakukan vaksin booster berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.
“Alhamdulilah landai, kalau turunnya (covid-19) cepat, dia sembuhnya cepat, berarti tinggi imunnya. Sehingga salah satu faktor untuk melakukan pencegahan ini adalah imun (vaksinasi) booster. Kita terapkan di masing-masing kecamatan dan kelurahan untuk melihat data Dinkes, siapa warganya yang belum vaksin booster cukup di balai RW, itu yang kita lakukan. Semoga kita bisa segera menuju ke endemi,” katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mengaku meskipun Kota Pahlawan menerapkan kebijakan PPKM pada tahun 2022 lalu, namun Pemkot Surabaya telah berhasil meningkatkan laju ekonomi menjadi 7,17 persen. Maka, pihaknya akan segera mengumpulkan para RT/RW di tiap kelurahan untuk memaparkan strategi Pemkot Surabaya dalam percepatan kegiatan perekonomian.
“Sebenarnya PPKM kita sudah bisa melakukan sampai dengan 7,17 persen. Selanjutnya, kita akan memanggil mengumpulkan semua RT/RW bergantian per kelurahan. Kita akan sampaikan strategi dan paparan kita, karena pembangunan, penyelesaian permasalahan kemiskinan dan pengangguran itu juga bergantung peran serta masyarakat,” kata Eri, di Surabaya, Selasa, 3 Januari 2023.
-?
- - - -Meski PPKM telah dicabut, Eri menegaskan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya akan tetap bertugas. Tentunya, hal ini merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 pada Masa Transisi Menuju Edemi.
"Bagaimana Satgas Covid-19 tetap ada untuk mencegah lonjakan covid-19. Kemudian soal pemakaian masker tetap digunakan di tempat keramaian dan ruang tertutup. Kalau ada orang yang merasa (bergejala) sakit (covid-19) maka dilakukan isolasi secara mandiri," ujarnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta masyarakat Kota Surabaya dalam membatasi pergerakan virus covid-19. Sebab, jika terjadi kenaikan angka kasus covid-19, maka hal tersebut diakibatkan oleh jenis mutasi virus atau munculnya varian baru covid-19. Karenanya, ia kembali mengingatkan kepada masyarakat Kota Surabaya pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah laju covid-19.
“Disampaikan pak Menkes (Budi Gunadi) juga, covid-19 ini bukan karena tahun baru atau lebaran, tetapi karena setiap varian baru mereka ada lonjakan. Insya Allah sampai dengan Agustus kita akan melakukan itu sambil melihat pergerakan-pergerakan. Kalau nanti sampai Agustus itu tidak ada lonjakan maka dilakukanlah endemi,” ujarnya.
Eri menjelaskan bahwa kondisi Kota Surabaya dalam upaya penanganan covid-19 terjadi penurunan kasus. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya menggencarkan vaksinasi dosis 3 (booster) di tingkat RW. Camat dan Lurah diminta untuk mendeteksi warganya yang belum melakukan vaksin booster berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.
“Alhamdulilah landai, kalau turunnya (covid-19) cepat, dia sembuhnya cepat, berarti tinggi imunnya. Sehingga salah satu faktor untuk melakukan pencegahan ini adalah imun (vaksinasi) booster. Kita terapkan di masing-masing kecamatan dan kelurahan untuk melihat data Dinkes, siapa warganya yang belum vaksin booster cukup di balai RW, itu yang kita lakukan. Semoga kita bisa segera menuju ke endemi,” katanya.
(ALB)
Sentimen: positif (87.7%)