"Dialog mungkin tidak berjalan mulus, tetapi akan selalu ada prospek perdamaian," ujar Xi kepada Putin pada Jumat (30/12), seperti diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu (31/12).

Xi menyatakan bahwa dalam menghadapi ketegangan geopolitik yang meningkat, aliansi strategis China dan Rusia akan menjadi kekuatan yang menstabilkan.

Untuk itu, China juga siap melanjutkan perjalanan lintas batas normal dengan Rusia dan negara lain secara teratur.

Sementara Putin merespon pernyataan Xi dengan menyebut hubungan kedua negara tetap sehat dan stabil di tengah situasi internasional yang kompleks dan parah saat ini.

"Ketahanan, kedewasaan, dan stabilitas hubungan Rusia-Tiongkok telah ditingkatkan lebih lanjut," ucap Putin seperti dimuat ANI News.

Menurut laporan CNN, pertemuan Xi dan Putin berlangsung saat Rusia meluncurkan rentetan rudal terbesar ke Ukraina.

Beberapa hari sebelumnya, pada 16 Desember, Putin melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, di mana kedua belah pihak membahas prospek hubungan kerjasama di berbagai bidang.

Tetapi, di samping itu, Modi juga menyerukan dialog dan diplomasi sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan situasi yang sedang berlangsung di Ukraina.