Sentimen
Positif (99%)
2 Jan 2023 : 09.49
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jabodetabek

Kasus: covid-19

Sebagian Wilayah Indonesia Diprediksi Basah saat Malam Tahun Baru 2023, Termasuk Jawa Barat

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

2 Jan 2023 : 09.49
Sebagian Wilayah Indonesia Diprediksi Basah saat Malam Tahun Baru 2023, Termasuk Jawa Barat

PIKIRAN RAKYAT - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Indonesia akan basah saat malam perayaan Tahun Baru 2023 nanti.

 Hujan dengan intensitas yang bervariasi dari ringan hingga lebat berpotensi mengguyur beberapa wilayah pada momen perayaan Tahun Baru 2023.

"Berdasarkan model cuaca numerik BMKG, sebagian wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah," tutur Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

"Untuk wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara, potensi hujan intensitas lebat hingga sangat lebat dapat terjadi mulai tanggal 30 Desember 2022, dimana potensi tersebut dapat berlanjut hingga 01 Januari 2023 dini hari," katanya.

"Hujan cenderung terjadi cukup merata dengan peningkatan intensitas pada dini hari dan sore hari," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Bandara Soekarno-Hatta Antisipasi Masuknya Varian Baru Covid-19 Meski Jokowi Telah Mencabut PPKM

Selain Jabodetabek, beberapa daerah juga perlu mewaspadai terjadinya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.

Daerah-daerah tersebut adalah Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Dasar pertimbangan dari masih signifikannya potensi cuaca ekstrem tersebut adalah karena masih teridentifikasi aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan" ujar Dwikorita Karnawati.

Salah satunya adalah aktifnya Monsun Asia di belahan bumi utara yang masih berkontribusi terhadap peningkatan asupan massa udara basah ke wilayah ekuatorial terutama di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu, teridentifikasinya MJO (Madden Jullian Oscillation) yang masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.

Kondisi tersebut terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang atmosfer yaitu Kelvin Wave dan Rossby Equatorial dalam sepekan terakhir hingga beberapa hari kedepan yang berkontribusi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan dengan potensi curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah.

Baca Juga: Varian Omicron BF.7 Sudah Masuk ke Indonesia, Kenali Gejala yang Banyak Dikeluhkan Pasien

Dinamika lainnya adalah terpantaunya pusat tekanan rendah di Australia yang dapat membentuk daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan equator yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan cukup signifikan di sekitar wilayah yang dilewatinya mulai dari wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

Sementara itu, fenomena seruakan dingin Asia dan arus lintas ekuatorial dalam beberapa hari terakhir masih cukup aktif walaupun intensitasnya mulai berkurang dibanding beberapa hari lalu, meskipun begitu kondisi tersebut masih dapat berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto juga mengatakan bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang menuju puncak musim penghujan yang diprediksi akan berlangsung pada Januari hingga Februari 2023.

Prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG ini mengacu pada data keluaran model numerik cuaca.

"Puncak musim hujan secara umum diprediksikan terjadi pada Januari sampai Februari 2023, sehingga potensi hujan intensitas tinggi masihdapat terjadi hingga Februari 2023" kata Guswanto.

Dia pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang kemungkinan terjadi dalam beberapa hari kedepan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.

Bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi mulai dari banjir, genangan, banjir bandang, tanah longsor, gelombang tinggi.***

Sentimen: positif (99.4%)